Minggu, 28 Agustus 2011

Aida Story Chapter 03 : Hard Truck

Truk tentara yang kami gunakan menuju bumi perkemahan di Malang itu telah berhenti di pelataran parkir. Agung dan Anton membantu menurunkan tas ranselku. Dari kejauhan aku melihat Taufik sedang berbincang-bincang dengan kedua sopir truk itu. Dan entah apa itu perasaanku saja, tapi kedua sopir truk itu seolah melihat ke arahku. Begitu selesai menurunkan barang, teman-teman segera menuju ke kapling perkemahan yang sudah disewa, kecuali Anton dan Taufik yang sepertinya masih ada urusan dengan para sopir truk itu. Tidak lama kemudian Taufik memanggilku, kontan saja perasaanku berubah jadi tidak enak. Benar saja, setelah mendekat, Anton langsung mengambil alih barang bawaanku dan bergegas pergi, sedangkan Taufik bicara perlahan ke arahku.
“bapak-bapak ini pingin make kamu Da, kamu naik ke dalam truk gih!”. Ujar Taufik pelan, aku tahu benar, ini perintah bukan permintaan. “ini pak Basuki dan yang ini pak Aryo” ujar Taufik sambil memperkenalkan aku kepada kedua sopir itu.


Aida Story Ch. 03 : Hard Truck
original story by. Rainmaker

 
Keduanya berpostur tubuh bagus meski sudah berumur sekitar 40-an, itu karena mereka adalah supir truk mariner. Potongan keduanya cepak, hanya saja Pak Aryo berkulit gelap. Akhirnya akupun naik ke bangku depan truk, diapit Pak Aryo dan Pak Basuki yang memegang kemudi. Taufik sendiri tidak ikut. Aku jadi takut, selama ini aku belum pernah melayani laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku, apalagi aku tidak tahu mereka akan membawaku kemana.
“kembali utuh lho pak…” pesan Taufik ketika mesin truk sudah menyala dan mereka siap pergi. Pak Basuki hanya tersenyum lebar. “beres” ucapnya. “utuh kok, paling cuman gak kuat jalan aja..”.
Mendengar kata-kata itu aku langsung dapat membayangkan kalau mereka akan membantaiku habis-habisan. Tapi aku tetap berusaha tenang. Tangan pak Basuki menggapai tuas persneling, tapi oleh dia sengaja dilarikan ke selangkanganku yang tertutup rok tipis selutut. Dia meremas kuat bagian itu, membuatku sedikit menggelinjang. Sambil terkekeh-kekeh dia melarikan truk meninggalkan areal parkir. Baru beberapa menit dari bumi perkemahan, tangan Pak Aryo sudah menjelajah di tubuhku, mulai dari paha hingga dadaku, bahkan menyelusup ke balik T-shirtku lalu meremas-remas payudaraku dari balik bra.
Remasan Pak Aryo terasa sangat kasar, namun mantap dan terasa sangat nikmat. Mataku terpejam dan ninirku setengah terbuka setiap kali Pak Aryo mempermainkan putingku. Entah sejak kapan tubuhku sudah jatuh tersandar pada dadanya yang bidang dan keras. Benar-benar berbeda dengan remasan-remasan yang kudapatkan selama ini. Libidoku cepat sekali naik dan vaginaku sudah benar-benar basah hanya karena sentuhan di payudaraku!! Aku setengah sadar saat Pak Basuki membimbing tanganku untuk membuka resleting celananya dan memainkan barangnya. Akupun menuruti kemauanya. Pak Aryo melumat bibirku ganas, bau rokok dari mulutnya menyebar ke mulutku, lidahnya menyapu dahsyat dan akupun membalasnya dengan ganas. Tangan pak Aryo beralih menyingkap rokku ke atas, jarinya menelusup ke balik CD ku dan memainkan jarinya keluar masuk kewanitaanku. Aku sudah tidak berdaya, dengan baju yang kusut dan rok yang tersingkap, aku Cuma bisa mengerang, semakin cepat permainan jari Pak Aryo, semakin keras eranganku. Tubuhku kusandarkan lemas pada dada Pak Aryo yang semakin bernafsu memainkan vaginaku, nafasku tidak teratur, vaginaku benar-benar becek. Akhirnya truk itu berhenti di sebuah jalanan sepi. Aku dan mereka berdua turun dan melanjutkan permainan ke bak belakang truk yang sebelumnya sudah ditutup. Tanpa segan mereka berdua melepas pakaiannya dan melucuti seluruh pakaianku. Aku ditelentangkan di lantai truk, sekilas aku terkejut saat melihat kemaluan Pak Basuki yang jauh lebih besar dan berotot dibandingkan punya Faruk yang sudah kurasa besar. Tanpa bicara Pak Basuki memasukkan penisnya mulutku, akupun kesulitan menghisap penis sebesar itu. Sedang Pak Aryo asyik meremas dan menjilat serta menggigit-gigit putting susuku. Mereka melakukannya bergantian. Puas dengan mulutku, mereka mengambil posisi, Pak Basuki yang pertama, dia melebarkan selangkanganku dan menancapkan penisnya sedikit-demi sedikit, seolah-olah dia sangat menikmati hal ini.
“eghhhh…ehmmm..akkkkh……. aduuuh paaaAAKK!!….”jeritku, meski sudah sangat basah aku merasa vaginaku tidak mampu menampung penis Pak Basuki, dinding-dinding vaginaku seperti tertarik. Pak Basuki tetap tenang dan mengerang pelan sampai seluruh penisnya amblas ke dalam vaginaku. Lalu dia membiarkanku mengambil nafas. Sebelum dengan tiba-tiba dia menggenjotku dengan irama yang teratur dan cepat, aku kesakitan, meringis dan menjerit, tapi genjotan Pak Basuki malah semakin menggila. Herannya, berapa menit kemudian aku orgasme. Ini adalah orgasme tercepatku, mungkin ini bedanya kalau disetubuhi oleh orang yang lebih tua dan berpengalaman. PAk Basuki membiarkan aku sebentar, lalu kembali memompa penisnya di dalam vaginaku.
“Aggh…ah…hmm…sshh…” desahanku semakin kencang, libidoku naik kembali, tubuhku berkelenjotan digenjot Pak Basuki.
“enak banget… ehm… enak banget m3mekmu… sempit… kmu apain?” tanyanya sambil mempercepat genjotannya.
“ugh…ra..rajin…mm..minum daun sirih pak…ahh…sshh…. enak pak…” jawabku terputus-putus.
Dua puluh menit Pak Basuki menindihku, kewanitaanku benar-benar terasa perih dan panas.
“ah…aukkkh…agh..agh…agh…auwww” aku hanya menjerit sambil menggeleng-gelengkan kepalaku menahan sakit. Tubuhku benar-benar dihimpit dan kemaluanku benar-benar dipacu sangat kasar dan cepat. “sss…sssakit…agh….agh…auww…uhuhhh…” tanpa sadar aku mengeluarkan air mata. Pak Basuki tidak perduli. Waktu terasa sangat lama berjalan, rasa nikmat memang ada, tapi begitu juga rasa sakit.
“bapak keluar… keluarin di dalam ya?” katanya berbisik ditelingaku sambil menekan-nekan penisnya lebih dalam dan cepat lagi. Aku hanya mengangguk pelan, cowok-cowok memang suka banget ngeluarin di dalam, pikirku.
Akhirnya Pak Basuki menusukkan penisnya dalam-dalam, aku yang menyadari kalau dia mau ejakulasi menyambutnya dengan erangan keras. Dan cairan hangat menyembur ke rahimku.
Tubuhku penuh dengan keringat, keringatku dan Pak Basuki. Pak Basuki sendiri terlihat sangat puas. Pak Aryo tidak menyia-nyiakan kesempatan barang semenit, dengan santai tubuhku yang lemas dibimbingnya dan kepala juga dadaku dinaikkannya ke jok truk, dia mau menunggangiku dari belakang.
“engghh… pelan pe..lan… agghh…” Aku yang sudah lemas hanya bisa melenguh pelan saat k0ntol pak Aryo melesak masuk ke vaginaku. Mudah saja penisnya masuk, vaginaku sudah amat basah dari campuran cairan kewanitaan dan sperma pak Basuki. Pak Basuki sudah mengenakan baju lengkapnya, dan beranjak keluar. Tak lama kemudian, mesin truk menyala.
“eengh….ah…ah… ehm..ehmm…” lenguhku saat Pak Aryo asik menyetubuhiku di posisi doggy style. Payudaraku yang terhimpit jok ikut bergoyang karena tubuhku sudah benar-benar lemas.
“Enak banget tempikmu lonte!!” kata Pak Aryo sambil mempercepat pacuannya. “Gua bakal entot loe ampe pagi! Tempik cewek kuliahan emang beda!!.” katanya. Kupingku panas mendengarnya, tapi aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa merintih dan semakin keras merintih. Tiba-tiba Pak Aryo menarik rambutku, hingga tubuhku tertekuk ke belakang, genjotannya semakin kencang, aq bisa mendengar bunyi kocokan penisnya di kemaluanku, tangan kanannya mencengkeram pinggulku erat-erat, dan dia terus memperkuat genjotannya.
“Aaaah! Aaakh! Aakh pak! Sss..sssakit! Sakit!” jeritku.
“Diam loe lonte kuliahan!!” Bentak Pak Aryo.
Aku terus menjerit, tapi Pak Aryo tidak perduli. Setelah beberapa saat, akhirnya dia melepaskan jambakan dan genggamannya, mambalikkan tubuhku dan memerintahku.
“pakai bajumu dan ISAP!!”. Pak Aryo mengeluarkan hp-nya dan mulai menekan tombol rekam. Dia menyodorkan penisnya ke wajahku.
Tanpa disuruh, aku menghisap penisnya cepat-cepat, beberapa menit kemudian dia menarik lepas penisnya dan mengeluarkan air maninya di wajahku, sangat banyak, menetes2 hingga menodai kaosku, lalu dipaksakannya penisnya masuk ke mulutku, dan ajaib! Dia mengeluarkan air maninya sekali lagi didalam mulutku, aku menelannya dan menjilati penisnya hingga benar-benar bersih. Semuanya direkam olehnya.
“puas banget gua ngentot cewek kuliahan kayak loe!!”. Katanya, “sekarang pake baju loe semua, kecuali bra ama CD!!”. Aku menurut saja.
Setelah merapikan pakaianku aku merasa truk mulai berhenti. “ayo turun, kita mampir sebentar” ujar Pak Aryo. aku menurut saja, dan begitu melihat sekitar ternyata aku berada di sebuah Markas batalyon di Malang. tampak seorang tentara muda mendekat dan berbincang-bincang dengan Pak Aryo.
“kamu bakal kita balikin ke kamp da..” ujar Pak Basuki pelan. “tapi ga mungkin dengan keadaan kumal gitu, kamu mandi dulu disini, toh kita juga butuh mandi, dan setelah mandi ntar kamu layanin dulu tentara muda itu, dia komandan disini”
“layani dia pak?”
“iya, bersetubuh ma dia, tapi kayaknya dia bakal ajak beberapa orang kepercayaannya”
“aduh pak, saya capek, bapak tau sendiri kan tadi perjalanan Surabaya-Malang saya dipake temen-temen, trus dipake bapak-bapak”
“iya deh ntar saya coba lobby supaya dia ga ngajak temennya banyak-banyak, tapi kmu pinter ya? minum daun sirih buat ngesetin m3mek kmu?”
“saya emang dah biasa pak, dari kecil”
Pak Aryo selesai bicara dengan tentara muda itu, lalu mereka mendekatiku.
“kamu ikut mas Pras ini, mandi sana trus kita pulangin ke kamp”
Aku menurut saja, mengikuti Pras dari belakang, ia mengantarku ke sebuah kamar mandi di belakang barak, dan aku terkejut mengetahui kamar mandi itu gak ada pintunya.
“dah kmu mandi sana” ujar Pras sambil mencolek dadaku, “ntar aku sama temenku make kamu di kamar mandi itu oke?”.
“mas sendiri aja ya?, ga usah pake temen?” pintaku memelas.
“lho? kenapa?”
“saya capek mas, hri ini digilir banyak orang”
“oke deh, ya udah mandi sana, saya liatin dari sini”
Perlahan tapi pasti aku memlepaskan kuncirku, rambutku yang sebahu tergerai luluh, Mas Pras masih memandangiku dengan senyum-senyum sendiri. Meski sedikit risih, aku mencoba bertahan dengan melepaskan pakaian terusanku, dan segeralah terlihat payudara dan vaginaku yang memang tak tertutup bra maupun CD. Aku maju sedikit untuk menyentuh air di bak, dingin sekali, pikirku, segera kuambil segayung air dan sambil mencoba mengacuhkan dinginnya mala itu aku mengguyur tubuhku dengan air, dan mulai mandi. Kuambil sabun batangan yang ada di dekat bak dan kugosok-gosokkan ke tubuhku. Begitu selesai aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuhku, belum selesai aku mengeringkan tubuhku, Mas Pras sudah menubrukku dari belakang, meremas-remas payudaraku lemas, aku mengerang sedikit dan pasrah dalam pelukannya.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk hanyut dalam cumbuan Mas Pras, dan juga tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari kalau dia tidak lagi mengenakan celana, penisnya menegang dan menggesek-gesek belahan pantatku.
“isep!” katanya agak kasar di telingaku.
Aku segera berbalik, berlutut di depan k0ntolnya dan mulai membuka mulutku, memasukkan kepala penisnya dengan hati-hati, memainkan lidahku, dan menghisapnya sekuatku.
“ehmm… engg…” erang Mas Pras setiap kuhisap penisnya kuat-kuat.
“masukkan…hmm…. Yang dalam…” perintahnya, tanpa menunggu dia memegang kepalaku dan mengocok penisnya dalam mulutku.
Aku sedikit sulit berkosentrasi dengan tarikan di kepalaku, sekitar 2 menitan dia melepas kepalaku dan menarik k0ntolnya dari mulutku.
“pegangan ke bak, aku mau nunggangin kamu dari belakang!” perintahnya, dan segera setelah aku menungging dia melesakkan k0ntolnya ke temp1kku.
“Akkhh…” desahku kecil saat k0ntolnya menembus tiap lapis dinding luar vaginaku. Tanpa menunggu lama, mas Pras menggoyangku. Erangannya merasakan setiap kenikmatan saat menunggangiku menggema ke seluruh kamar mandi. Membuat desahanku juga jadi semakin kencang.
“ukh… enak… lama banget ga ngerasain tempikk… ukh…” ujarnya sambil memepercepat tunggangannya.
“akh! Akh!… akh… uuh… ssshh…” desahku sambil berusaha menerima goyangannya yang semakin kencang. Wajahku megap-megap dan mataku merem melek menikmati goyangannya.
Dicengkerammnya pinggulku dan ditekannya penisnya dalam-dalam sambil menarik pinggulku, sehingga pantatku menekan perutnya, aku jadi lemas, pasrah, dan lelah, kenikmatan yang kurasakan lambat-laun semakin mengambil-alih kendali atas tubuhku.
“akh! Akh!…uhmm… teruss… mas… aku… samp…sampai… AAAAgH!!!” akhirnya tubuhku mengejang, Mas Pras menghentikan gerakannya sekitar lima detikan, lalu kembali menunggangiku. Setelah beberapa menit dia menghujamkan penisnya dalam-dalam dan mengejang, aku dapat merasakan hangat spermanya yang mengisi kewanitaanku. Setelah puas dia memintaku membersihkan penisnya dengan lidahku.
“enak banget!” katanya, “aku bawa ke barak ya? Biar dient0t ma temen-temenku juga?” katanya, tapi aku buru-buru menolak sambil memasang wajah lemas.
Untung dia mengurungkan niatnya. Malam itu aku dikembalikan ke Bumi Perkemahan Malang, dimana ternyata anak-anak sedang pesta seks gila-gilaan di alam terbuka, bahkan beberapa pria yang ikut bukan dari kampusku.
-Ch.03-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar