Minggu, 28 Agustus 2011

Aida Story Chapter 04 : Camp Party

Sinar mentari membias mengusir kabut yang masih cukup tebal di bumi perkemahan Malang itu. Hawa dingin masih terasa, gemericik air sungai terdengar senada dengan kicau-kicau kecil burung dari kejauhan. Kecipak-kecipak air sungai terdengar berirama, jika memicingkan mata, siluet samar terlihat di balik kabut, siluet itu bergerak seiring dengan kecipak-kecipak air dari dalam sungai.
“Engghhh….” erangku pelan saat Bima menggerakkan penisnya keluar masuk liang kenikmatanku. Badanku bertopang pada kayu yang menjulur ke sungai, sedang Bima memasukkan penis besarnya dari belakang. Kecipak air terdengar setiap gerakan keluar-masuk dilakukannya.
Semalam aku diantar kembali ke bumi perkemahan oleh kedua sopir truk marinir yang menikmati tubuhku bergantian. Begitu sampai ternyata teman-teman baru saja usai pesta. Taufik mempersilahkanku untuk beristirahat masuk tenda, sementara itu Pak Basuki dan Pak Aryo mendekati Yungky dan Poppy yang tertidur tanpa busana di dekat api unggun. Aku masih bisa melihat pekikan mereka berdua saat Pak Aryo dan Pak Basuki memasukkan penisnya tanpa pemberitahuan lebih dulu. Bahkan dari dalam tenda dapat terlihat siluet tubuh mungil mereka berdua yang disetubuhi penuh nafsu.


Aida Story Ch. 04 : Camp Party
original story by rainmaker

Aku terbangun saat merasakan bibirku dilumat dan remasan pada payudaraku. Saat kubuka mata, Bima tengah menggumuliku.
oh.. bangun Da…” ujarnya sambil cengengesan tanpa dosa. Wajahnya yang sedikit “parah” membuat aku sedikit enggan melayaninya.
mandi yuk Da…. kita mandi di sungai”. Ujarnya berbisik.
aku masih capek…. ngantuk…” jawabku sekenanya meski kutahu itu tidak akan mengubah keadaan. Bima menggendong tubuhku dan membawaku ke sungai di pagi-pagi buta ini. Badannya yang kekar dan atletis berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat kumal. Dibaringkannya aku direrumputan tepi sungai, lalu dia menarik lepas kaosku, celana jeans, bra dan terakhir celana dalamku. Setelah menanggalkan pakaiannya sendiri dia menggendongku masuk ke sungai.
Dinginnya air segera membuatku menggigil. Aku menenggelamkan tubuhku agar terbiasa dengan suhu air yang memang dingin. Bima memelukku dan mulai mempermainkan payudaraku, diremasnya kuat-kuat, membuat aku menggeliat nikmat. Dia menciumi leherku, dan saat tangannya berpindah ke vaginaku aku benar-benar sudah larut dalam birahi.

Dia membalik tubuhku hingga berhadapan dan kamipun berciuman, sapuan lidahnya kubalas dengan penuh gairah, sejenak aku berusaha untuk tidak memperdulikan wajahnya yang jelek. Dia memelukku erat sampai payudaraku menempel kencang dan alat kelamin kami beradu, tidak terlalu panjang dan besar, pikirku saat Bima membimbing tanganku untuk mengocok penisnya.

Jari-jari Bima semakin liar di dalam vaginaku, lenguhan demi lenguhan sudah tak bisa kutahan, mataku terpejam menikmati kenikmatan ini.

enak Da?” tanya Bima yang kujawab dengan lenguhan dan anggukan kecil. Bima semakin gencar mengerjai liang kenikmatanku dengan jarinya hingga aku tidak tahan untuk tidak memeluknya erat-erat.

NGGGHHHH!!!!…..” Erangku tertahan, tubuhku mengejang, memeluk Bima erat-erat, kakiku melingkar di kakinya, membuat alat kelamin kami bergesek nikmat dan payudaraku menempel utuh di dadanya. Aku orgasme….

“pegangan ke kayu itu Da, hadap sana…” ujar Bima sambil memposisikan diriku berpegangan pada kayu, dia menekan punggungku agar sedikit membungkuk dan melebarkan kakiku. Beberapa saat kemudian aku merasakan gesekan penisnya naik turun di bibir kemaluanku, dan untuk pertama kalinya, Bima akan menyetubuhiku….

uuUUnng.. SShsshhh…” desahku saat penisnya mulai membelah vaginaku dengan gerakan pelan Bima menusukkan barangnya, berhenti sejenak… lalu masuk lebih dalam lagi, dan lagi…. hingga seluruh batangnya tertanam.

Aku mengatur nafasku… “Da… enak banget punyamu… knapa kamu ga masuk kelasku aja sih.. uuh… siap ya Da?” ceracau Bima sambil tangannya menggenggam pinggangku yang sexy.
Bim, keluarin di luar yah?? Aq belum minum pil…” ujarku begitu ingat kalau aku belum meminum pil anti hamil.

Bima menjawabnya dengan menggerakkan penisnya keluar-masuk vaginaku. Aku dan dia melenguh, mendesah bersamaan. Penisnya mengaduk lubangku dengan gerakan yang sungguh erotis.
Mataku terpejam, mulutku menganga setiap Bima melesakkan penisnya lebih dalam. Kecipak air semakin kencang seiring kencangnya Bima menggenjotku. Tanganku berpegangan ke kayu dan punggungku semakin merendah saat Bima menarik pinggangku maju mundur dengan cepat.
Augh…ummhh… aah..ahhhaa..sshh… Bi…Bim….pe…lan…” ujarku sambil menikmati genjotan-genjotan Bima yang semakin brutal.

 BLUGG…

Sebuah kecipak besar terdengar, namun aku tidak memperdulikannya, yang aku dengar saat ini hanya desahanku dan kecipak air hasil genjotan penis Bima di lubangku. Tiba-tiba penis Bima terlepas dari vaginaku.

Aaanghh…” lenguhku pelan sambil tubuhku jatuh ke air. Aku mengatur nafas dulu sebelum berbalik dan terkejut….

MMMPPHH!!!”

Dua tangan segera memelukku, lalu sebuah tangan membekap mulutku, dan kurasakan tangan lain menyeretku keluar sungai, aku memejamkan mata saking takutnya. Tangan-tangan itu menyeretku ke tepi sungai dan membaringkanku disana. Begitu kubuka mata, empat bapak-bapak tua berpakaian petani sedang mengelilingiku.

Aku kirain belut atau apa tadi… eh ternyata ada yang ngentot… jadi pengen coba…” ujar salah seorang dari mereka sambil membuka celananya.

MMMhhh!! Mmpphh!!eeemmm!!” aku berusaha bicara, tapi muluku masih dibekap. Dua tanganku dipegangi, begitu pula kakiku. Pak Tua itu mengeluarkan penisnya yang sudah menegang dan memasukkannya tanpa permisi ke lubang kenikmatanku. Penisnya cukup besar namun vaginaku yang sudah basah membuatnya mudah masuk.

NNNNGGGGHHH!!!!” erangku tertahan saat dengan kasarnya pak tua itu melesakkan penisnya hingga masuk seluruhnya.

Uuuh…. muda… cantik, semok, memeknya pun enak banget!!!” ujar pak tua itu sambil menggenjotkan penisnya dengan kasar dan cepat ke lubangku.

emmh… MMhh… umm…mmh…hhh……emmmhh…” tubuhku terlonjak-lonjak, payudaraku juga berayun-ayun cepat, vaginaku terasa sakit… namun sangat nikmat. Pak tua itu bergerak makin cepat… mencoba mencari kenikmatannya sendiri dengan kasarnya ditindihnya tubuhku. Lalu dibenamkannya penisnya dalam-dalam, kurasakan kemaluannya berdenyut… Oh Tidak!! Dia akan mengeluarkannya di dalam!!!.

MMMHHH!!!MMMHHH!!!!!”
 Aku meronta, menggeleng, berusaha agar pak tua itu mengerti dan tidak menyemprotkan spermanya di rahimku. Namun sia-sia, penis tua itu bergetar hebat dan berkedut-kedut keras, menembakkan cairan hangatnya ke seluruh penjuru rahimku dalam beberapa tembakan. Wajah tuanya merem melek keenakan dan tubuhnya mengejang-ngejang, mendorong-dorong penisnya masuk semakin dalam. Tak terasa air mataku mengalir…

Aku mendesah saat pak tua itu mencabut penisnya. Seorang yang tadinya memegangi kakiku maju. Rambutnya putih dan gemuk, brewok dan kumisnya juga putih serta kepalanya botak. Dia melepas celananya dan mengeluarkan penisnya, ukurannya cukup besar juga, tidak jauh dari punya pak tua sialan yang baru saja menyemprotkan benihnya ke rahimku.

Tubuhku kembali terlonjak saat Penis pak tua botak ini dihujamkan ke lubangku dengan kasar. Persis seperti yang pertama tadi. Digenjotnya aku tanpa ampun, desahan-desahan tertahan keluar dari bibirku yg masih dibekap. Kakiku sudah tidak ditahan lagi, namun tidak berdaya di bawah tindihan pak tua botak itu.

uuh… enaknya ngentot cewek muda…” ceracau pak tua itu sambil mempercepat pompaannya. Aku memejamkan mata, beberapa butir air mata mengalir dari ekor mataku…
Lama-lama tubuhku mulai merasakan getaran nikmat, sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak menikmati pemerkosaan ini. Keringat pak tua botak itu terasa sekali saat pak tua itu menindihkan tubuhnya ke tubuhku dan genjotannya semakin kencang. Tak lama kemudian penisnya berdenyut…

MMHHH!!!mmHH!!” kembali aku meronta dan menggeleng, meminta agar Pak Tua itu mengerti dan tidak mengeluarkan spermanya di dalam. Pak Tua memejamkan matanya sambil menggenjot makin cepat. Deru nafasnya tak beraturan.

MMMPPPPHHHH!!!” aku mencoba menjerit saat Pak Tua itu melesakkan seluruh penisnya dalam satu hentakan keras dan detik berikutnya kurasakan penisnya menembakkan benih-benihnya ke rahimku. Terasa beberapa semprotan dan kedutan yang diikuti rasa hangat memenuhi rongga vaginaku. Pak Tua botak ini tanpa ampun menyemprotkan spermanya di vaginaku!!.
Setelah pak Tua botak itu, seseorang yang lain mengambil posisinya, aku berusaha bangkit dan lari, namun sial, baru beberapa langkah aku terpeleset dan jatuh cukup keras. Kepalaku membentur dahan kayu dan pandanganku kabur….

keluarin di dalam aja daripada tikarnya kotor…”. Sayup-sayup kudengar suara seseorang. Kepalaku masih pening, perlahan kucoba membuka mataku, warna oranye memenuhi mataku, bayangan matahari terlihat samar di baliknya, cukup lama bagiku untuk menyadari bahwa tubuhku sedang bergoyang….

AAAHHH!!” pekikku ketika menyadari bahwa ada seorang pemuda tak kukenal sedang menyetubuhiku, beberapa pemuda lainnya segera menahan tanganku dan menahannya kembali ke lantai tikar. Pemuda yang menyetubuhiku menekankan penisnya dalam-dalam dan kurasakan penisnya menyemburkan isinya ke rahimku. Setelah itu pemuda itu menarik lepas penisnya.

untung sempet Ril!!” kelakar pemuda lainnya diikuti tawa ramai. Aku berusaha melihat sekitarku, ternyata aku ada di sebuah tenda yang entah milik siapa. Ada tiga orang pemuda yang kutaksir masih berumur belasan di dalam tenda itu juga.

si..siapa kalian?” tanyaku pelan setelah tanganku tidak ditahan lagi. Tubuhku masih telanjang bulat. Aku duduk meringkuk mencoba menutupi tubuh telanjangku tanpa bisa bergeser karena mereka mengitariku.

ngapain ditutup non? Kita semua udah liat kok… udah nyobain juga… hahaha…” kelakar salah seorang dari mereka yang berkulit hitam dengan rambut kribo yang tak terawat.

berkali-kali malah…hahaha” timpal pemuda lainnya yang berbadan gemuk. “non bkin ketagihan sih!!” tambahnya lagi.

Aku terdiam kaget mendengarnya. Saat kulihat jarum jam di lengan pemuda berambut kribo itu kulihat jam menunjukkan angka 2. berarti sudah berjam-jam aku tidak sadarkan diri.

padahal niatnya cuman kemah, ga nyangka kalo malah dapat cewek entotan cantik… gratis lagi” timpal pemuda yang tadi disebut dengan panggilan Ril. Pemuda itu kulitnya putih tapi wajahnya penuh bekas jerawat.

siapa kalian??” tanyaku penuh ketakutan.

hahaha… oke deh kenalin dulu, aku Beni” ujar si gendut. “itu temenku yang kribo namanya Somat dan yang ini Deril”. Ujarnya sambil mendekat. Aku bergerak mundur saat Beni smakin dekat, namun entah kapan Somat sudah ada di belakang dan meremas payudaraku dari belakang.

Ah! Lepasin!!” ujarku meronta, tapi tangan Somat semakin kencang menggenggam dadaku.

kita lagi liburan non… kita kelas 1 SMU. Mbak sekolah? Kelas berapa?” tanya Deril sambil duduk melihat ke luar tenda.

Aku tidak menjawabnya, masih sibuk meronta dari dekapan Somat. Tiba-tiba Somat mencubit kedua putingku keras.

AAA!! Sakk..kiit!!” rintihku.

makanya kalau ditanya dijawab dong…” ujar Somat. “berapa umur kamu non??”

Dua puluh…” jawabku lirih.

Waah ngentot anak kuliahan nih kita…” Beni terdengar senang. “pantes body mbak ajib bangeet… montok!!”

tadi pas mau mandi di sungai Deril liat mbak lagi dientot ma bapak-bapak, begitu mereka selesai mbak ditinggal gitu aja… ternyata pingsan. Deril panggil kita berdua, ya udah mbak kita bawa ke tenda kami. Ternyata Beni ga tahan pengen make mbak akhirnya yah kita gantian. Eh… ternyata keterusan, hehehe… aku sampe 3 kali lho mbak, si Beni juga. Deril yang baru dua kali make mbak”. Somat menjelaskan sambil meremas-remas buah dadaku. Beni tiba-tiba maju, memegangi kepalaku dan melumat bibirku paksa.

Engghhhh…..!!!” aku meronta berusaha menolak namun kepalaku dipeganginya. Dengan leluasa Beni melumat bibirku. Lidah si gemuk itu berputar-putar dalam mulutku. Membuatku semakin merasa mual karenanya. Tiba-tiba dilepaskannya bibirku dari lumatan lalu penisnya dijejalkan ke mulutku.
Aku menggeleng menghindari penis itu namun tidak dapat menghindar lagi kala Somat memegangi kepalaku.

sudah coba memeknya tapi belum mulutnya… hehehe” ujarnya sambil menjejalkan penisnya yang masuk sedikit demi sedikit ke mulutku. Dengan terpaksa aku membiarkannya.
Penis itu keluar masuk sambil Beni mendesah-desah. Somat tlah mengembalikan posisi tangannya ke kedua payudaraku dan meremasnya kencang. Jujur aku mulai terangsang karena remasan Somat pada buah dadaku. Perlawananku mengendur, sebaliknya, penis Beni di mulutku semakin mengeras.
Tiba-tiba Beni melepaskan penisnya dari mulutku dan membalik tubuhku, dibantu oleh Somat. Kini penis Somat (yang sudah keras) berada di depan wajahku dan dari belakang kurasakan Beni mulai menyetubuhiku.

Jangg… Aaakh… adduh….” aku belum cukup basah untuk menerima penetrasi. Namun Somat ikut memegangi dan dengan nafas tak teratur Beni melesakkan penisnya ke liang kenikmatanku. Setelah masuk seluruhnya, Beni memegangi pinggulku dan memompaku.

enak juga posisi kayak gini…” ujar Beni, vaginaki terasa ngilu disodok-sodok dengan kasar, meski rasa ngilu itu berangsur-angsur hilang.

Aku Cuma bisa pasrah saat Somat memasukkan penisnya ke mulutku, kugerakkan lidahku menjilati kepala dan batang penisnya yang ada di dalam mulutku, Somat merem melek keenakan. Aku berusaha sebisa mungkin membuat Somat keluar di mulutku. Itu lebih baik, pikirku.

Genjotan Beni mulai terasa nikmat, bunyi decakan akibat benturan pantatku dan pahanya terdengar makin keras. Gerakannya mulai tidak teratur, cengkeramannya pada pinggulku terasa makin kencang mengayun tubuhku maju-mundur hingga kedua payudaraku berayun bebas dan penis Somat terkocok di mulutku..

Ounggh…. cantik… aku mau keluar…” Beni meracau sambil mempercepat tusukan-tusukannya. Aku segera panik dan melepaskan penis Somat dari mulutku.

jangan di da.. ah! Lam please…” pintaku dengan tubuh yang tergoyang-goyang.

oouh… enak di dalam cantik…” jawab Beni, genjotannya makin kasar dan cepat. Aku semakin panik badanku bergerak ke depan untuk melepaskan penisnya tapi Somat menahanku sehingga badanku tak bisa bergerak.

agghh… ahh.. ple..ase.. keluarin di.. AH! Di mulutku aja… aku telan… pliss..sshh…” pintaku memelas.

ennak disshini ajja… Aanggghh!!!” jawab Beni tak peduli.

AAAHHH!!” pekikku ketika Beni menusukkan penisnya dalam-dalam, membuat tubuhku sedikit melengkung, semburan demi semburan sperma dari penisnya terasa hangat memenuhi rahimku.
Beni menghentak-hentakkan penisnya ke dalam vaginaku berkali-kali sampai akhirnya penisnya keluar dengan sendirinya. Somat hendak beranjak menggantikannya. Aku buru-buru menahannya dengan memasukkan penisnya lagi ke dalam mulutku, Somat kembali menikmati servis blowjob terbaikku. Dia melenguh pelan.

“bener-bener mantap!!” Beni berkata sambil memukul pantat bulatku pelan. “kenapa pake minta dikeluarin di luar?? Toh Bapak-bapak tadi di dalam semua… dan juga kita-kita dari tadi berkali-kali di dalam semua ngecrotnya” kata Beni. Kata-kata yang membuatku makin yakin kalau aku akan hamil kali ini, mengingat aku belum mengkonsumsi pil anti hamil.

Aku alihkan fokusku ke penis Somat yang sedang kuoral, ku masukkan seluruh batang penisnya ke mulutku dan kudiamkan, kutarik sedikit, kuhisap kuat-kuat, kutarik lagi lalu kumainkan lidahku, begitu berkali-kali, sekali-kali kulepaskan penisnya, kujilati batangnya dari samping dan juga kedua telurnya untuk memancing agar spermanya cepat keluar. Somat melenguh keenakan setiap aku memasukkan kembali penisnya ke mulutku.

Aku sedikit terkejut saat pinggulku kembali diangkat, membuat aku kembali dalam posisi doggy, kutoleh ke belakang dan kulihat Deril sedang menggosokkan penisnya yang gemuk dan panjang ke belahan vaginaku. Aku menggeleng sayu, tapi sebelum sempat memohon Somat sudah menarik kepalaku untuk menghisap penisnya lagi.

mmmpphh!!…” lenguhku tertahan saat penis Deril membelah vaginaku dengan pelan tapi pasti. Cairan sperma Beni memudahkannya masuk. Deril melenguh saat kepala penisnya berhasil masuk dan seluruh batangnya tertelan lubang kenikmatanku.

Deril menggenjotku dengan pelan, penuh perasaan dan dia terlihat begitu menikmati tiap gesekan penis dan dinding vaginaku. Desahan nafasnya memburu lembut seiring dengan tempo genjotannya yang penuh penghayatan. Deril menaikkan posisi tubuhnya lalu memelukku dari belakang, tangannya meremas kedua payudaraku sambil tetap memompa tubuhku pelan. Posisi itu membuat penisnya masuk semakin dalam. Aku sendiri mulai memejamkan mata, dan mulai merasa kenikmatan yang diberikan oleh bocah SMU ini.

Desahan dan desisan mulai keluar dari bibirku saat Somat melepaskan penisnya dari mulutku. Gerakan Deril begitu pelan dan nikmat, kurasakan setiap gesekan penisnya begitu mantap meski lambat. Aku tidak tahan untuk tidak melenguh keras-keras saat mencapai orgasmeku. Tubuhku mengejang beberapa detik merasakan orgasme besarku dibawah pacuan anak SMU ini. Deril melakukannya sangat pelan hingga penisnya berkedut dan mulailah dia mempercepat genjotannya.
Tubuhku ditelungkupkan dengan penis yang masih menancap kuat dalam vaginaku. Deril memacuku dari belakang, menghantamkan perut bagian bawahnya ke pantatku yang bulat sempurna…

Ouwhhh!!!” erang Bocah SMU itu sebelum kurasakan semburan spermanya mengisi rahimku. Deril melepas penisnya. Dengan nafas yang belum teratur tubuhku dibalikkan oleh Somat dan tanpa menunggu lagi aku disetubuhinya lagi.

Hingga malam hari aku tidak bisa keluar dari tenda itu, ketiga pemuda itu terus bergiliran menyetubuhiku sampai mereka puas. Deril menyodorkan segelas Mie instant dan aku segera memakannya tanpa banyak kata-kata. Samar-samar kudengar suara Somat dan Beni berbisik-bisik di luar tenda.

“kita mau balik ke kota Mbak..” ujar Deril. “karena kita ga tau lokasi kemah teman-teman mbak, lebih baik mbak ikut kami saja. Nanti langsung balik ke Surabaya. Gimana?”. Tanyanya.
“tapi bajuku…”

“nanti tutupi pake kaos sama sarung aja dulu mbak… nanti pakai baju kakaknya si Somat aja”. Potong deril. Aku merasa tidak punya pilihan, masih untung pemuda-pemuda ini tidak meninggalkanku begitu saja jadi aku mengiyakan saja saran deril.
Tidak lama kemudian Deril keluar tenda, mereka bertiga terlibat sebuah pembicaraan di luar tenda. Tak lama kemudian Beni masuk dan menyodorkan sebuah kaos longgar padaku.

pake ini aja mbak… kaos ini besar kok jadi pasti bisa nutupin memeknya mbak”. Ujarnya sambil senyum-senyum. Tanpa banyak kata aku meraih kaos itu dan mengenakannya. Memang kaos itu besar dan longgar, namun hanya bisa menutupi sampai paha. Dan bagian lehernya juga longgar sehingga belahan dadaku terlihat.

ayo yang terakhir” ujar Benny sambil mnidurkanku, menyingkapkan kaosku, mengeluarkan penisnya dan mulai menyetubuhiku lagi.

Aku berjalan diapit mereka bertiga hanya dengan mengenakan kaos longgar sepaha menuju parkiran mobil, rasanya benar-benar malu saat hampir semua orang yang kami lewati melihatku dengan padangan yang tidak biasa. Beberapa dari mereka segera bersiul menggoda, dan tidak sedikit pandangan mereka menelanjangiku. Apalagi saat ada angin yang sedikit kencang membuat ujung kaosku sedikit terangkat sehingga sedikit kemaluanku bisa terlihat. Aku hanya diam mengikuti tiga bocah yang tertawa-tawa ringan sambil membicarakan betapa beruntungnya mereka hari ini.
Tiga puluh menitan menunggu di tempat parkir, aku tidak berani duduk karena jika aku duduk pastilah kaos ini semakin terbuka. Tidak lama kemudian sebuah Land Cruiser Merah berhenti agak kejauhan. Deril melambai kepada mobil itu. Mobil itu terbuka dan 3 orang pria sebaya denganku turun dari mobil. Beni dan Somat memberiku isyarat untuk mengikuti mereka mendekati mobil itu.

thanks kak udah mau jemput!” ucap Deril pada seorang pemuda kurus yang berkulit hitam dengan dandanan penuh aksesoris di tubuhnya. Bahkan ada empat anting-anting melekat di telinganya. Pemuda yang dipanggil “kakak” oleh Deril itu melihatku, bukan hanya dia, dua orang lainnya juga melihatku dengan pandangan menembus kaos longgarku.

kenalin kak, ni Aida…” Deril memperkenalkanku sambil mendorong punggungku mendekat. “Aida” ujarku singkat sambil mengulurkan tangan.

“Herman” jawab pemuda itu sambil mencuri pandang ke belahan dadaku. Tak lama kedua temannya yang lain maju sambil memperkenalkan diri, yang gendut cina bernama Sunjaya dan pemuda bertopi dengan gigi yang tak lengkap lagi bernama Surya. Surya tidak menjabat tanganku seperti yang lain melainkan menyibak bagian bawah kaosku sampai aku sedikit menjerit diikuti sorakan Herman dan Sunjaya saat melihat tubuh telanjangku.

Sun! Loe driver!” ujar Herman sambil melempar kunci mobil. Sunjaya terlihat kurang senang dengan itu, tapi tidak protes dan segera duduk di kursi driver. Aq didudukkan di belakang diapit oleh Herman dan Surya.

“satu kelas sama Deril?” tanya Herman, kaos longgarku sudah terangkat sampai leher, tangan Surya dan Herman meremas dan mengelus-elus tubuh telanjangku.

bukan kak… tadi kita nemuin dia ga sadar gitu… ya udah kita sadarin pake pejuh… hahaha!!” celoteh Benni diikuti tawa Eril dan Somat.

Mereka lantas menceritakan bagaimana kejadian sampai aku bisa ada ditenda mereka. Surya dan Herman mendengarkan sambil mengeluarkan penis-penis mereka dan mengarahkan tanganku mengocok penis mereka. Aku menurut pasrah.

“wah! Pinter banget kalian dapat mahasiswi” ujar Surya sambil menghisap putingku. Aku melenguh sambil memejamkan mata mencoba menikmati permainan lidah Surya di putingku dan jari jemari Herman di kemaluanku sambil mengocok dua penis mereka makin cepat.

Herman melolosi kaosku hingga aku telanjang bulat, dengan nafasnya yang berat dia melingkarkan tangannya ke pinggangku dan menarikku kearahnya, setelah itu dia mengangkat tubuhku ke pangkuannya.

a…anggheehhhhss…” lenguhku saat penis Herman memasuki tubuhku dari bawah, Tangannya meremasi kedua dadaku dan mulai memompaku.

keset amat.. hhhh…” ujar Herman sambil terus memompaku dalam mobil yang ruang geraknya terbatas ini.

Lenguhanku dan rintihanku semakin kencang memenuhi isi mobil saat Herman makin cepat menggenjotku, beberapa pengendara motor melihat ke arah mobil saat mobi berhenti di lampu merah, Herman tetap menaikkan genjotannya tanpa mempedulikan pengendara-pengendara motor yang berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk ke arahku.

Aku memejamkan mataku dan melenguh keras saat Herman menggeram dan menyemprotkan benih-benihnya ke rahimku. Saat itu aku baru sadar kalau Deril membuka kaca mobil bagian tengah seluruhnya sehingga para pengendara motor dapat melihat langsung ekspresiku. Aku lemas pasrah… pasrah dan pasrah….

Penis Herman tidak juga mengendur, dan dia menggenjotku lagi….

Aida story ch,04-end


»» Baca tulisan

Aida Story Chapter 03 : Hard Truck

Truk tentara yang kami gunakan menuju bumi perkemahan di Malang itu telah berhenti di pelataran parkir. Agung dan Anton membantu menurunkan tas ranselku. Dari kejauhan aku melihat Taufik sedang berbincang-bincang dengan kedua sopir truk itu. Dan entah apa itu perasaanku saja, tapi kedua sopir truk itu seolah melihat ke arahku. Begitu selesai menurunkan barang, teman-teman segera menuju ke kapling perkemahan yang sudah disewa, kecuali Anton dan Taufik yang sepertinya masih ada urusan dengan para sopir truk itu. Tidak lama kemudian Taufik memanggilku, kontan saja perasaanku berubah jadi tidak enak. Benar saja, setelah mendekat, Anton langsung mengambil alih barang bawaanku dan bergegas pergi, sedangkan Taufik bicara perlahan ke arahku.
“bapak-bapak ini pingin make kamu Da, kamu naik ke dalam truk gih!”. Ujar Taufik pelan, aku tahu benar, ini perintah bukan permintaan. “ini pak Basuki dan yang ini pak Aryo” ujar Taufik sambil memperkenalkan aku kepada kedua sopir itu.


Aida Story Ch. 03 : Hard Truck
original story by. Rainmaker

 
Keduanya berpostur tubuh bagus meski sudah berumur sekitar 40-an, itu karena mereka adalah supir truk mariner. Potongan keduanya cepak, hanya saja Pak Aryo berkulit gelap. Akhirnya akupun naik ke bangku depan truk, diapit Pak Aryo dan Pak Basuki yang memegang kemudi. Taufik sendiri tidak ikut. Aku jadi takut, selama ini aku belum pernah melayani laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku, apalagi aku tidak tahu mereka akan membawaku kemana.
“kembali utuh lho pak…” pesan Taufik ketika mesin truk sudah menyala dan mereka siap pergi. Pak Basuki hanya tersenyum lebar. “beres” ucapnya. “utuh kok, paling cuman gak kuat jalan aja..”.
Mendengar kata-kata itu aku langsung dapat membayangkan kalau mereka akan membantaiku habis-habisan. Tapi aku tetap berusaha tenang. Tangan pak Basuki menggapai tuas persneling, tapi oleh dia sengaja dilarikan ke selangkanganku yang tertutup rok tipis selutut. Dia meremas kuat bagian itu, membuatku sedikit menggelinjang. Sambil terkekeh-kekeh dia melarikan truk meninggalkan areal parkir. Baru beberapa menit dari bumi perkemahan, tangan Pak Aryo sudah menjelajah di tubuhku, mulai dari paha hingga dadaku, bahkan menyelusup ke balik T-shirtku lalu meremas-remas payudaraku dari balik bra.
Remasan Pak Aryo terasa sangat kasar, namun mantap dan terasa sangat nikmat. Mataku terpejam dan ninirku setengah terbuka setiap kali Pak Aryo mempermainkan putingku. Entah sejak kapan tubuhku sudah jatuh tersandar pada dadanya yang bidang dan keras. Benar-benar berbeda dengan remasan-remasan yang kudapatkan selama ini. Libidoku cepat sekali naik dan vaginaku sudah benar-benar basah hanya karena sentuhan di payudaraku!! Aku setengah sadar saat Pak Basuki membimbing tanganku untuk membuka resleting celananya dan memainkan barangnya. Akupun menuruti kemauanya. Pak Aryo melumat bibirku ganas, bau rokok dari mulutnya menyebar ke mulutku, lidahnya menyapu dahsyat dan akupun membalasnya dengan ganas. Tangan pak Aryo beralih menyingkap rokku ke atas, jarinya menelusup ke balik CD ku dan memainkan jarinya keluar masuk kewanitaanku. Aku sudah tidak berdaya, dengan baju yang kusut dan rok yang tersingkap, aku Cuma bisa mengerang, semakin cepat permainan jari Pak Aryo, semakin keras eranganku. Tubuhku kusandarkan lemas pada dada Pak Aryo yang semakin bernafsu memainkan vaginaku, nafasku tidak teratur, vaginaku benar-benar becek. Akhirnya truk itu berhenti di sebuah jalanan sepi. Aku dan mereka berdua turun dan melanjutkan permainan ke bak belakang truk yang sebelumnya sudah ditutup. Tanpa segan mereka berdua melepas pakaiannya dan melucuti seluruh pakaianku. Aku ditelentangkan di lantai truk, sekilas aku terkejut saat melihat kemaluan Pak Basuki yang jauh lebih besar dan berotot dibandingkan punya Faruk yang sudah kurasa besar. Tanpa bicara Pak Basuki memasukkan penisnya mulutku, akupun kesulitan menghisap penis sebesar itu. Sedang Pak Aryo asyik meremas dan menjilat serta menggigit-gigit putting susuku. Mereka melakukannya bergantian. Puas dengan mulutku, mereka mengambil posisi, Pak Basuki yang pertama, dia melebarkan selangkanganku dan menancapkan penisnya sedikit-demi sedikit, seolah-olah dia sangat menikmati hal ini.
“eghhhh…ehmmm..akkkkh……. aduuuh paaaAAKK!!….”jeritku, meski sudah sangat basah aku merasa vaginaku tidak mampu menampung penis Pak Basuki, dinding-dinding vaginaku seperti tertarik. Pak Basuki tetap tenang dan mengerang pelan sampai seluruh penisnya amblas ke dalam vaginaku. Lalu dia membiarkanku mengambil nafas. Sebelum dengan tiba-tiba dia menggenjotku dengan irama yang teratur dan cepat, aku kesakitan, meringis dan menjerit, tapi genjotan Pak Basuki malah semakin menggila. Herannya, berapa menit kemudian aku orgasme. Ini adalah orgasme tercepatku, mungkin ini bedanya kalau disetubuhi oleh orang yang lebih tua dan berpengalaman. PAk Basuki membiarkan aku sebentar, lalu kembali memompa penisnya di dalam vaginaku.
“Aggh…ah…hmm…sshh…” desahanku semakin kencang, libidoku naik kembali, tubuhku berkelenjotan digenjot Pak Basuki.
“enak banget… ehm… enak banget m3mekmu… sempit… kmu apain?” tanyanya sambil mempercepat genjotannya.
“ugh…ra..rajin…mm..minum daun sirih pak…ahh…sshh…. enak pak…” jawabku terputus-putus.
Dua puluh menit Pak Basuki menindihku, kewanitaanku benar-benar terasa perih dan panas.
“ah…aukkkh…agh..agh…agh…auwww” aku hanya menjerit sambil menggeleng-gelengkan kepalaku menahan sakit. Tubuhku benar-benar dihimpit dan kemaluanku benar-benar dipacu sangat kasar dan cepat. “sss…sssakit…agh….agh…auww…uhuhhh…” tanpa sadar aku mengeluarkan air mata. Pak Basuki tidak perduli. Waktu terasa sangat lama berjalan, rasa nikmat memang ada, tapi begitu juga rasa sakit.
“bapak keluar… keluarin di dalam ya?” katanya berbisik ditelingaku sambil menekan-nekan penisnya lebih dalam dan cepat lagi. Aku hanya mengangguk pelan, cowok-cowok memang suka banget ngeluarin di dalam, pikirku.
Akhirnya Pak Basuki menusukkan penisnya dalam-dalam, aku yang menyadari kalau dia mau ejakulasi menyambutnya dengan erangan keras. Dan cairan hangat menyembur ke rahimku.
Tubuhku penuh dengan keringat, keringatku dan Pak Basuki. Pak Basuki sendiri terlihat sangat puas. Pak Aryo tidak menyia-nyiakan kesempatan barang semenit, dengan santai tubuhku yang lemas dibimbingnya dan kepala juga dadaku dinaikkannya ke jok truk, dia mau menunggangiku dari belakang.
“engghh… pelan pe..lan… agghh…” Aku yang sudah lemas hanya bisa melenguh pelan saat k0ntol pak Aryo melesak masuk ke vaginaku. Mudah saja penisnya masuk, vaginaku sudah amat basah dari campuran cairan kewanitaan dan sperma pak Basuki. Pak Basuki sudah mengenakan baju lengkapnya, dan beranjak keluar. Tak lama kemudian, mesin truk menyala.
“eengh….ah…ah… ehm..ehmm…” lenguhku saat Pak Aryo asik menyetubuhiku di posisi doggy style. Payudaraku yang terhimpit jok ikut bergoyang karena tubuhku sudah benar-benar lemas.
“Enak banget tempikmu lonte!!” kata Pak Aryo sambil mempercepat pacuannya. “Gua bakal entot loe ampe pagi! Tempik cewek kuliahan emang beda!!.” katanya. Kupingku panas mendengarnya, tapi aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa merintih dan semakin keras merintih. Tiba-tiba Pak Aryo menarik rambutku, hingga tubuhku tertekuk ke belakang, genjotannya semakin kencang, aq bisa mendengar bunyi kocokan penisnya di kemaluanku, tangan kanannya mencengkeram pinggulku erat-erat, dan dia terus memperkuat genjotannya.
“Aaaah! Aaakh! Aakh pak! Sss..sssakit! Sakit!” jeritku.
“Diam loe lonte kuliahan!!” Bentak Pak Aryo.
Aku terus menjerit, tapi Pak Aryo tidak perduli. Setelah beberapa saat, akhirnya dia melepaskan jambakan dan genggamannya, mambalikkan tubuhku dan memerintahku.
“pakai bajumu dan ISAP!!”. Pak Aryo mengeluarkan hp-nya dan mulai menekan tombol rekam. Dia menyodorkan penisnya ke wajahku.
Tanpa disuruh, aku menghisap penisnya cepat-cepat, beberapa menit kemudian dia menarik lepas penisnya dan mengeluarkan air maninya di wajahku, sangat banyak, menetes2 hingga menodai kaosku, lalu dipaksakannya penisnya masuk ke mulutku, dan ajaib! Dia mengeluarkan air maninya sekali lagi didalam mulutku, aku menelannya dan menjilati penisnya hingga benar-benar bersih. Semuanya direkam olehnya.
“puas banget gua ngentot cewek kuliahan kayak loe!!”. Katanya, “sekarang pake baju loe semua, kecuali bra ama CD!!”. Aku menurut saja.
Setelah merapikan pakaianku aku merasa truk mulai berhenti. “ayo turun, kita mampir sebentar” ujar Pak Aryo. aku menurut saja, dan begitu melihat sekitar ternyata aku berada di sebuah Markas batalyon di Malang. tampak seorang tentara muda mendekat dan berbincang-bincang dengan Pak Aryo.
“kamu bakal kita balikin ke kamp da..” ujar Pak Basuki pelan. “tapi ga mungkin dengan keadaan kumal gitu, kamu mandi dulu disini, toh kita juga butuh mandi, dan setelah mandi ntar kamu layanin dulu tentara muda itu, dia komandan disini”
“layani dia pak?”
“iya, bersetubuh ma dia, tapi kayaknya dia bakal ajak beberapa orang kepercayaannya”
“aduh pak, saya capek, bapak tau sendiri kan tadi perjalanan Surabaya-Malang saya dipake temen-temen, trus dipake bapak-bapak”
“iya deh ntar saya coba lobby supaya dia ga ngajak temennya banyak-banyak, tapi kmu pinter ya? minum daun sirih buat ngesetin m3mek kmu?”
“saya emang dah biasa pak, dari kecil”
Pak Aryo selesai bicara dengan tentara muda itu, lalu mereka mendekatiku.
“kamu ikut mas Pras ini, mandi sana trus kita pulangin ke kamp”
Aku menurut saja, mengikuti Pras dari belakang, ia mengantarku ke sebuah kamar mandi di belakang barak, dan aku terkejut mengetahui kamar mandi itu gak ada pintunya.
“dah kmu mandi sana” ujar Pras sambil mencolek dadaku, “ntar aku sama temenku make kamu di kamar mandi itu oke?”.
“mas sendiri aja ya?, ga usah pake temen?” pintaku memelas.
“lho? kenapa?”
“saya capek mas, hri ini digilir banyak orang”
“oke deh, ya udah mandi sana, saya liatin dari sini”
Perlahan tapi pasti aku memlepaskan kuncirku, rambutku yang sebahu tergerai luluh, Mas Pras masih memandangiku dengan senyum-senyum sendiri. Meski sedikit risih, aku mencoba bertahan dengan melepaskan pakaian terusanku, dan segeralah terlihat payudara dan vaginaku yang memang tak tertutup bra maupun CD. Aku maju sedikit untuk menyentuh air di bak, dingin sekali, pikirku, segera kuambil segayung air dan sambil mencoba mengacuhkan dinginnya mala itu aku mengguyur tubuhku dengan air, dan mulai mandi. Kuambil sabun batangan yang ada di dekat bak dan kugosok-gosokkan ke tubuhku. Begitu selesai aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuhku, belum selesai aku mengeringkan tubuhku, Mas Pras sudah menubrukku dari belakang, meremas-remas payudaraku lemas, aku mengerang sedikit dan pasrah dalam pelukannya.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk hanyut dalam cumbuan Mas Pras, dan juga tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari kalau dia tidak lagi mengenakan celana, penisnya menegang dan menggesek-gesek belahan pantatku.
“isep!” katanya agak kasar di telingaku.
Aku segera berbalik, berlutut di depan k0ntolnya dan mulai membuka mulutku, memasukkan kepala penisnya dengan hati-hati, memainkan lidahku, dan menghisapnya sekuatku.
“ehmm… engg…” erang Mas Pras setiap kuhisap penisnya kuat-kuat.
“masukkan…hmm…. Yang dalam…” perintahnya, tanpa menunggu dia memegang kepalaku dan mengocok penisnya dalam mulutku.
Aku sedikit sulit berkosentrasi dengan tarikan di kepalaku, sekitar 2 menitan dia melepas kepalaku dan menarik k0ntolnya dari mulutku.
“pegangan ke bak, aku mau nunggangin kamu dari belakang!” perintahnya, dan segera setelah aku menungging dia melesakkan k0ntolnya ke temp1kku.
“Akkhh…” desahku kecil saat k0ntolnya menembus tiap lapis dinding luar vaginaku. Tanpa menunggu lama, mas Pras menggoyangku. Erangannya merasakan setiap kenikmatan saat menunggangiku menggema ke seluruh kamar mandi. Membuat desahanku juga jadi semakin kencang.
“ukh… enak… lama banget ga ngerasain tempikk… ukh…” ujarnya sambil memepercepat tunggangannya.
“akh! Akh!… akh… uuh… ssshh…” desahku sambil berusaha menerima goyangannya yang semakin kencang. Wajahku megap-megap dan mataku merem melek menikmati goyangannya.
Dicengkerammnya pinggulku dan ditekannya penisnya dalam-dalam sambil menarik pinggulku, sehingga pantatku menekan perutnya, aku jadi lemas, pasrah, dan lelah, kenikmatan yang kurasakan lambat-laun semakin mengambil-alih kendali atas tubuhku.
“akh! Akh!…uhmm… teruss… mas… aku… samp…sampai… AAAAgH!!!” akhirnya tubuhku mengejang, Mas Pras menghentikan gerakannya sekitar lima detikan, lalu kembali menunggangiku. Setelah beberapa menit dia menghujamkan penisnya dalam-dalam dan mengejang, aku dapat merasakan hangat spermanya yang mengisi kewanitaanku. Setelah puas dia memintaku membersihkan penisnya dengan lidahku.
“enak banget!” katanya, “aku bawa ke barak ya? Biar dient0t ma temen-temenku juga?” katanya, tapi aku buru-buru menolak sambil memasang wajah lemas.
Untung dia mengurungkan niatnya. Malam itu aku dikembalikan ke Bumi Perkemahan Malang, dimana ternyata anak-anak sedang pesta seks gila-gilaan di alam terbuka, bahkan beberapa pria yang ikut bukan dari kampusku.
-Ch.03-end-
»» Baca tulisan

Aida Story Chapter 02 : Road to Malang

Huda masih menyodok vaginaku dalam posisi Doggy Style, desahan-desahan kecil keluar dari mulutku seiring keluar masuknya penis kurusnya di vaginaku. Desahan nafas huda terdengar makin cepat, cengkeraman tangannya semakin kencang di kedua payudaraku.  Tak lama Huda mempererat goyangannya tangannya beralih mencengkeram pinggangku sambil memasukkan penisnya lebih dalam lagi.
“Engggh….” erangku pelan saat merasakan cairan sperma Huda yang hangat memenuhi liang senggamaku.
Ini adalah pertama kalinya Huda menyetubuhiku. Dengan ini, berarti semua pria di kelasku sudah pernah menyetubuhiku, menikmati tubuhku yang kencang ini. Tubuhku tersungkur lemas di lantai kamar Yogi yang dilapisi karpet warna hijau, tanpa bicara sepatah katapun Huda mengambil tissue dan membersihkan ceceran sperma yang menetes di karpet, raut kepuasan terpancar dari wajah kampungannya. Cowok berwajah di bawah standart itu baru saja menikmati tubuhku, seorang gadis yang jadi idola kampus. Malam ini aku terpaksa (lagi) menginap di rumah Yogi, orang tuanya sedang ke rumah neneknya, jadi dia hanya tinggal dengan adik laki-lakinya yang saat ini kelas 2 SMU. Yang mana tanpa sepengetahuan Yogi sendiri, adiknya sering meniduriku kalau Yogi keluar, bahkan pernah mengajak teman-temannya menunggangiku bersamaan. Kupaksakan kaki yang masih lemas untuk mengenakan kembali pakaianku, lalu keluar ke kamar mandi untuk mencuci tubuhku, seusai mandi aku meminum pil anti hamil, seperti malam-malam sebelumnya, untuk antisipasi agar aku tidak hamil jika besok ada yang menyetubuhiku.Huda sudah tidak terlihat lagi di kamar. Hanya Yogi yang dari awal menyaksikan langsung persetubuhanku dengan Huda duduk dan asyik mengedit hasil rekaman persetubuhanku dengan Huda barusan. Aku beranjak naik ke tempat tidur untuk beristirahat,  sebelum aq terlelap dalam tidur, Yogi sempat mengingatkan tentang camping bersama yang akan diadakan 2 hari dari sekarang, bersama anak-anak kelas C. Hanya 2 gadis dari kelas B yang diajak yaitu aku dan Yungky (yang juga telah menjadi budak seks mereka), jadi aku tahu sekali kalau aku akan jadi bahan pertukaran antar kelas.
———————————–
Aida

 Aida Story Ch.02 : Road to Malang
Catur membawakan tas punggungku dan menaruhnya ke dalam bak truk tentara yang akan menjadi sarana transportasi kita ke Malang. Sebenarnya tidak perlu menyewa truk, toh ini hanya camping biasa, bukan OSPEK. Anak-anak kelas C sibuk menaruh barang mereka di truk masing-masing, begitu pula kami. Siswa kelas C ada 55 orang, tapi yang saat ini ikut camping hanya sekitar 20 orang, 15 cowok dan 5 cewek. Sedangkan seluruh cowok kelas kami (kelas B) yang berjumlah 25 orang ikut semua, yang cewek hanya 4 orang, aku, Yungky, Adhelia dari kelas E dan Poppy dari kelas F. Entah bagaimana, tapi sepertinya Taufik dkk telah berhasil membuat mereka menjadi budak seks juga. Di antara pria kelas C ada seseorang yang bernama Agung, yang sering digosipkan menaruh hati padaku, setiap aku melewati kerumunan anak-anak kelas C pasti mereka menyebut nama Agung keras-keras. Agung berperawakan kecil dan pendek, kulitnya tidak terlalu gelap namun bibirnya sedikit monyong, benar=benar bukan seleraku. Dan sepertinya sebentar lagi dia akan ikut menikmati tubuhku.

“Oke Aida, Adhel ama Yungky ikut truk anak kelas C” komando Taufik. Aku sempat protes tapi mereka tidak peduli, sebagai gantinya, 4 cewek kelas C ikut truk kelas B. sepertinya mereka mau meraba-raba tubuh kami di sepanjang perjalanan nanti.

Walhasil aku sekarang duduk diantara cowok-cowok kelas C yang dengan sengaja menyentuh-nyentuh pantatku saat membantuku naik ke truk tadi. Dan dengan sengaja juga mereka mendudukkanku di sebelah Agung sambil menyorakinya. Agung memang pernah bilang ke teman-temannya kalau dia naksir aku sejak semester satu. Truk berjalan, akan makan waktu 3 jam untuk sampai di lokasi camping di Malang, aku dan Agung hanya mengobrol saja. Lalu Agung mulai memberanikan diri memegang tanganku, aku diam saja, Agung terlihat sangat kikuk. Yang lain mulai menyoraki Agung agar bertindak lebih jauh, Agung semakin bingung dan salah tingkah. Tidak sabar melihat sikap Agung, Anton, ketua kelas C yang bertubuh gemuk menghampiriku dan menarik tanganku sehingga aku berdiri.

“begini loh Gung!” ujar Anton sambil mendekap tubuhku dari belakang, tangan kanannya meremas-remas buah dadaku yang masih tertutup T-shirt. “nih, terus diginiin” katanya sambil meletakkan tangan kirinya tepat di selangkanganku, lalu mulai menggerak-gerakkan jarinya dari luar rok selututku. Tak perlu waktu lama bagi libidoku untuk naik, aku memang paling tidak tahan bila daerah selangkangku dipermainkan. Apalagi saat itu semua mata di truk memandang ke arahku, menambah sensasi tersendiri bagiku. Secara refleks mataku terpejam dan aku mengeluarkan desahan halus tanda kenikmatan. Tiba-tiba Anton menghentikan aktifitasnya dan mendorongku jatuh ke pangkuan si Agung. “tuh! Gituin! Cepetan! Yang lain juga pengin!” ujar Anton sambil kembali duduk di tempatnya.

Aku kini duduk di pangkuan Agung, penisnya yang sudah tegang terasa sekali menonjol menyentuh pantatku. Tanpa banyak bicara dia meremas payudaraku dari luar, akupun menjatuhkan tubuhku pasrah dipangkuannya. Tidak perlu waktu lama bagi tangannya untuk menelusup ke balik Kaos dan BHku, meremas dan memain-mainkan putingku yang sudah dari tadi mengeras. Aku memalingkan wajahku ke belakang dan bibir kamipun berpagutan, kecupan-kecupan berubah menjadi hisapan-hisapan sebelum akhirnya menjadi sapuan-sapuan lidah yang sangat menggebu-gebu. Tangan kanannya masih aktif dengan payudara kiriku sedang entah sejak kapan, tangan kirinya telah bermain menusuk-nusuk pamgkal pahaku yang masih tertutup celana dalam. Aku menjadi sangat horny, aku tidak tinggal diam, tangan kiriku meremas-remas tonjolan di celananya, tampaknya dia sangat menikmatinya. Aku sudah tidak tahan lagi, biasanya kalau sudah begini cowok di kelasku pasti sudah menyodorkan penisnya untuk ku oral. Tapi Agung tampak sangat polos.
“Aku isep ya?” akhirnya aku tidak tahan untuk tidak memintanya, Agung mengangguk dan melepas pelukannya, aku berdiri lalu berlutut di dekat selangkangannya, dan mulai membuka resleting celananya. Di sisi lain truk terdengar desahan keras, begitu kutoleh ternyata Adhelia dan Yungky sudah mulai dipakai bersamaan. Adhelia asal Madiun yang berwajah indo dengan badan sintal itu tersentak-sentak menerima genjotan Erik yang berkulit hitam sedang Yungky yang memang bunga kelas dengan wajah manis, tubuh langsing, kulit putih dan payudara kencang mengulum penis Dirman yang kurus tinggi sementara dibelakangnya Joko yang berbadan gemuk memompanya tanpa ampun. Aku jadi semakin horny melihatnya, maka begitu penis Agung yang lumayan panjang dan kurus itu keluar dari celananya aku segera mengocok dan memasukkannya ke dalam mulutku, kuhisap dan kukeluar-masukkan ke dalam mulutku dengan cepat, diiringi sapuan lidah dan ludahku.

“SShmmm… Owh… ennak Da isepanmu… mmhh….” Agung mengerang keenakan sambil nafasnya terus memburu. Akhirnya setelah beberapa menit mengoral, Agung berdiri dan merebahkan tubuhku di kursi.
“aku nggak tahan Da, aku pakai kamu sekarang…” ujarnya dengan nafas tak teratur sambil tangannya menggulung rokku hingga ke pinggang, dan langsung melucuti celana dalamku, dia membuka celana dan celana dalamnya, lalu membimbing penisnya ke vaginaku yg sudah lumayan basah.
“EEngghh…” erangku. Dalam hitungan detik penisnya memasuki rongga kewanitaanku yang sudah basah, tubuhku menggelinjang sambil mendesah keras, detik berikutnya, dia mengeluar-masukkan penisnya dengan berirama dan sangat cepat, membuat erangan dan desahanku semakin cepat juga.
“akh akh ukh akh a…gung.. akh aaah… ssshh…” desahku mengimbangi goyangannya yang semakin cepat.
“uuuh… Da… memekmu enak banget… ah… ah… nikmat…” ceracaunya sambil menggenjotku lebih kencang dan dalam, aku semakin menggeliat-geliat, desahanku jadi berubah menjadi sedikit berteriak. Luar biasa sekali, Agung mampu mempertahankan bahkan menambah kecepatan genjotannya dalam waktu cukup lama, kira-kira 15 menit, biasanya cowok-cowok kelasku sudah mulai tidak teratur irama genjotannya pada waktu segitu. Agung meletakkan kedua tangannya ke payudaraku yang berayun, menjadikan mereka daya tumpu genjotannya.
“Aw…akh akh akh uh akh ah ahaaa ahaa akh…” desahku semakin kencang, aku hampir saja orgasme ketika kurasa Agung menghentikan genjotannya dan melesakkan penisnya lebih dalam.
“Ahhak…akh…” desisku saat penisnya menancap sangat dalam dan memuntahkan cairan hangatnya di rahimku. Sial pikirku, padahal aku hampir saja orgasme!!.
Melihat Agung telah mencapai ejakulasi, Anton (yang ternyata dari tadi memperhatikan) bergegas menarik tubuh Agung ke belakang. “Minggir loe! Lama amat dari tadi” katanya sambil menjauhkan Agung dariku. Tanpa banyak kata Anton mendekatiku dan melepas celana serta celana jeansnya. Penisnya yang kepalanya cukup besar di pegangnya dengan tangan kanan. Anton mengangkat kedua kakiku dan meregangkannya, hingga vaginaku yang sudah bercampur dengan cairan Anton terpampang jelas. Detik berikutnya aku mengerang saat kepala penisnya mulai menjarah liang senggamaku.
“augghm… ehm…” desahku. Anton menekan terus penisnya lambat-lambat hingga seluruh batangnya menyatu dengan vaginaku. Terlihat betul dia menikmati jepitan vaginaku.
“gila… bener-bener enak… hebat kamu Da” puji Anton sambil mulai menggenjotku.
“aah…akh..akh ekhm..uukh..hhh…sshhh” ceracauku saat penisnya keluar masuk dengan cepat. “augh..ugh…ugh…” jeritanku semakin kencang, begitu pula genjotan Anton. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk kembali larut dalam permainan seks, karena tadi aku sudah hampir orgasme.
Wawan dan Satria bergerak menghampiri tubuhku yang sedang digenjot oleh Anton. Di tengah-tengah desahanku, dengan santai mereka membantuku duduk dan melepaskan T-shirtku diikuti BHku. Sementara Anton tidak menghentikan aksinya sama sekali, membuat tubuhku sedikit terlonjak-lonjak.
“kita gabung bro…” ujar Satria. “jadi lebih hot”.
Tubuhku direbahkan kembali, aku hanya menurut karena memang nafsuku sedang diujung tanduk. Sementara itu Anton semakin memasuk-masukkan penisnya semakin dalam, membuatku mengeluarkan teriakan-teriakan kecil.
Tidak lama kemudian Satria sudah menyodorkan penisnya ke mulutku dan memasukkannya. Sambil menikmati genjotan Anton, aku mengulum, menghisap, dan menyapu batang penis Satria sampai Satria mengerang-erang kenikmatan.
“Hmph! Hmph slurp slurp ehkmm… NGGGHHHH!!!!” tubuhku mengejang keras. Aku orgasme, Satria dan Anton menghentikan gerakan mereka ketika tahu aku mencapai orgasme. Setelah beberapa detik mengejang, aku kembali lemas. Anton mencabut penisnya lalu memberi isyarat pada Satria agar minggir. Begitu Satria minggir, Anton membalikkan tubuhku yang benar-benar sudah lemas, dan menarik pantatku, aku tahu yang dia inginkan, doggy style…
“Emmhh!!!…. akh!” jeritku saat penis Anton kembali menikmati vaginaku dari belakang.
Anton di belakang dan Satria di depan, dengan kedua tanganku bertumpu pada paha Satria Anton mengobok-obok vaginaku lagi. Dipegangnya pinggulku kencang, lalu digerak-gerakkannya dengan cepat, kembali jeritan-jeritan kecil keluar dari mulutku. Tapi jeritanku tidak lama, karena setelah itu, Satria yang penisnya tepat di wajahku, menarik kepalaku dan mengarahkan penisnya ke mulutku.
Anton menggoyangku maju-mundur, dan itu membuat penis Satria terkocok oleh mulutku. Dan semakin kencang genjotannya, semakin cepat juga penis satria terkocok. Benar saja, tidak sampai 2 menit kemudian, Satria mencengkeram kepalaku, memasukkan penis pendeknya dalam-dalam dan mengeluarkan spermanya ke dalam tenggorokanku. Aku mencoba menelan semuanya, tapi sebagian spermanya masih menetes ke daguku. Satria mencabut penisnya dan duduk tidak jauh dengan wajah penuh kepuasan. Wawan menggantikan posisinya, sambil meremas-remas buah dadaku, dia memasukkan penisnya ke mulutku. Sementara di belakang, Anton mencengkeram dan menguatkan pegangannya pada pinggulku, membuat gerakannya semakin kencang dan dalam, Rintihan dan jeritanku tertahan oleh penis Wawan. Kemaluanku terasa perih bercampur nikmat, Anton menunggangiku dengan kasar sekali, sepertinya dia menumpahkan semua nafsu birahinya padaku.
“Dddaa…. OUUGGHH!!!!” geram Anton kemudian. Tubuhnya mengejang, dibenamkannya penisnya ke vaginaku sedalam dia mampu, dan dapat aku rasakan dia menyemburkan spermanya kedalam rahimku. Sesaat ketika Anton terdiam dan menikmati ejakulasinya, Wawan mendorong kepalaku hingga penisnya terkocok mulutku. Aku menggunakan lidahku, dan tampaknya dia keenakan.
Akhirnya Anton mencabut penisnya, sebuah erangan tertahan keluar dari bibirku (yang disumpal dengan penis Wawan) saat kepala penisnya lepas dari vaginaku.
“Dasar pelacur!” katanya sambil memukul pantatku, aku sudah tidak peduli lagi, kata-kata itu sudah sering aku dengar.
Wawan mencabut penisnya, menekan pinggulku dan memasukkan penisnya ke vaginaku, masih dalam doggy style. Aku sendiri sudah sangat lemas, tubuhku aku biarkan terkulai di bangku truk, sementara Wawan terus menunggangiku, mencari kenikmatannya sendiri. Desahan dan desisanku sudah sangat lemas, meski masih jelas terdengar. Permainan Wawan cenderung tidak beraturan sehingga aku tidak bisa menikmatinya. Vaginaku mulai mongering, rasa pedih mulai menjalari vaginaku. Wawan semakin kencang menggejotku, kini penisnya benar-benar menggesek dinding vaginaku yang kering dan menyempit.

“oohh… mantap.. sempit banget… hh..hhh…” desahnya sambil menyenggamaiku.
Tidak berapa lama dia mencabut penisnya dan buru-buru mendekkatkan ke wajahku.
Wawan menumpahkan spermanya diwajahku, bukan mulutku, tapi wajahku, sehingga wajah cantikku jadi belepotan terkena spermanya. Cairan kental itu berceceran di hidung, pipi dan mataku. Setelah mengeluarkan semua spermanya, dia menggesek-gesekkan penisnya ke bibirku. Dan sebelum pergi, Wawan meremas payudaraku kencang sekali sampai aku meringis kesakitan. Aku lemas dan tebaring beberapa saat, sebelum akhirnya aku memaksakan diri mengambil tissue basah di tasku, lalu membersihkan sperma Wawan di wajahku, dan juga di kemaluanku. Setelah itu, aku mengenakan pakaian lengkapku lagi. Di sepanjang sisa jalan, aku diapit oleh tiga orang, Rio, Aris dan Nanang, Rio menarikku dipangkuannya dan menikmati payudaraku dari luar, sampai pakaian yang aku kenakan jadi kusut. Sementara Aris dan Nanang bergantian memacu penisnya dimulutku. Mereka tidak menunggangiku karena waktu yang tidak memungkinkan. Hanya Nanang yang sempat berejakulasi di dalam mulutku, Aris tidak. Setengah jam kemudian kami tiba di bumi perkemahan Malang, tempat pesta seks kami berikutnya.
*************************

»» Baca tulisan

Aida Story Chapter 01 : Tergilirnya Aku

Aida
 Aida Story Chapter 01 : Tergilirnya aku

Aida namaku, mahasiswi 20 tahun di salah satu universitas di Surabaya. Aku cenderung supel, senang tersenyum, periang dan aktif. Kata temanku aku adalah gadis kedua idola kelasku setelah Yungky, temanku. Aku berkulit putih dengan bibir tebal yang sensual, rambutku kupotong pendek sebahu sehingga leher kencang dan jenjangku dapat terlihat indah. Aku sangat menjaga pakaianku, meski cukup sulit menemukan pakaian yang tidak menonjolkan payudaraku yg berukuran 36B. Kesalahanku adalah aku terlalu supel dan cepat dekat dengan laki-laki tanpa memikirkan bahwa mungkin saja mereka memiliki niat jahat. dan itulah yang terjadi. Siang itu teman akrab sekelasku (yang sudah kuanggap sebagai kakak sendiri) yang bernama Taufik mampir ke kostku. seperti biasanya, saat siang keadaan kostku sangatlah sepi. saat itu aku sedang tidak ada kuliah, jadi aku sendiri di kost. Taufik mengucapkan salam dan akupun membalasnya. Lalu kami ngobrol di ruang tamu yg letaknya tidak jauh dari kamarku (kamarku paling depan). Setelah duduk, Taufik menyerahkan bungkusan yang ternyata berisi juice alpukat, kesukaanku.
“tumben bawa ginian?” tanyaku. “ada acara apa nih?”
“nggak, cuman tadi abis ke warung juice sama Yogi dan faruk” jawabnya santai.

Akupun membuka minuman itu dan meminumnya. Taufik lantas mengeluarkan buku pelajaran dan duduk di sampingku sambil memintaku mengajarinya. Beberapa menit kemudian aku merasa agak gerah, langsung saja kuhabiskan es juice pemberian Mas taufik.
“panas ya?” kata mas Taufik, aku cuma mengangguk.
Rasa gerah itu lama-lama berubah menjadi sebuah perasaan yg aneh, tiba-tiba saja jantungku berpacu kencang.
“Da… kamu dah putus sama si Johan ya?” tanya mas Taufik. aku hanya mengangguk pelan sambil berusaha memfokuskan pikiran.
Tiba-tiba tangan mas taufik menyentuh pundakku dan menarikku ke pundaknya. Entah apa yang ada dalam pikirkanku saat itu tapi badanku sangat lemas dan sulit digerakkan. Belum habis heranku, tiba-tiba terasa gatal di sekitar kemaluanku, kemaluanku teras panas, dan aku dapat merasakan putingku mulai mengeras.
“kenapa Da?” tanyanya lagi,
Tanpa menunggu jawabanku, mas Taufik sudah mencium pipiku dan lalu semakin mendekat ke bibirku hingga akhirnya dia melumat bibirku. aku tidak bisa bergerak aku hanya memalingkan wajah begitu mas Taufik menghentikan cumbuannya. Tanpa banyak kata tangan Mas Taufik turun ke payudaraku yg masih terbungkus pakaianku dan mulai meremasnya.
“jangan…” kataku lemas, tanganku mencoba menahan tangannya namun tidak bertenaga sama sekali… sedangkan di vaginaku terasa semakin panas dan gatal, putingku terasa semakin mengeras.
Perasaan aneh yang nikmat mulai terasa seiring dengan remasan remasan Mas Taufik di dadaku. Aku mencoba menggerakkan diriku tapi benar-benar  tidak mampu. Mas Taufik meneruskan remasannya sambil tangan satunya mencopoti kancing depan kemejaku. dalam hitungan menit, tangannya menyelusup ke dalam bajuku dan terus ke dalam Bra-ku, kini Mas Taufik menyentuh payudaraku langsung. Tanpa sadar aku mendesah lirih dan badanku terangkat saat Mas Taufik menyentuh dan mulai meremas payudaraku secara langsung. Kembali bibirku dilumatnya dan semakin ganas, aku mulai terbawa. Tanpa sadar aku membalas ciumannya, melupakan bahwa ini semua tidak benar. jari jemarinya memilin-milin kecil putingku hingga aku benar-benar  terangsang. Tanpa bicara dia lalu mengeluarkan payudara kananku dari sarangnya lalu mendekatkan wajahnya ke payudaraku.
“engg…” hanya itu yang keluar dari bibirku saat Mas Taufik mulai mengulum puting kananku, menghisapnya kencang dan menjilatinya, mataku terpejam pasrah saat Mas Taufik memainkan lidahnya dan menghisap puting kananku. Hanya nikmat yang ada di dalam kepalaku hingga aku tak sadar saat mas Taufik membuka resleting jeansku.
Rasa nikmat itu semakin hebat seiring dengan erangan tertahanku saat Mas Taufik menyusupkan tangannya dan memainkan jemarinya di kemaluanku, aku benar-benar basah di bawah sana… mataku semakin terpejam, nafasku semakin tak beraturan. Ini memang bukan pertama kalinya tubuhku disentuh lelaki, satu-satunya lelaki yang pernah menyentuhku adalah mantan kekasihku Johan, namun aku belum pernah bersetubuh dengannya. Aku memang tipikal yang mudah terangsang. Dan dengan begini, Mas Taufik menjadi orang kedua yang menyentuh tubuhku. Perlahan tapi pasti Mas Taufik menanggalkan jeansku hingga selutut, lalu menurunkan celana dalamku. kini tangannya semakin leluasa bermain-main di permukaan bibir vaginaku, sesekali menyentuh klitorisku, membuatku semakin merasakan nikmat. Wajahku semakin memerah karena terangsang.
“jangan disini” ujar Mas Taufik tiba-tiba. “nanti kelihatan orang, kita ke kamarmu saja” Dan tanpa basa-basi lagi Mas Taufik menuntunku (yang sudah sangat lemas dan terangsang) ke dalam kamarku.
Kamarku tidak memiliki daun pintu, hanya ditutup kain kelambu, itu kamar paling depan dan akses ke ruang tamu paling cepat, itu sebabnya aku memilih kamar itu, meski tidak ada pintunya. soalnya teman-temanku sering datang berkunjung. Di kamar, Mas Taufik tidak menunggu lama, dia merebahkanku di ranjang dan mulai menanggalkan jeansku dan menarik lepas celana dalamku , hingga dia dapat melihat dengan jelas vaginaku yg sudah basah. Kemejaku di singkap dan Bra-ku dinaikkan sehingga kedua payudaraku juga terpampang jelas, dia mengecup dan memainkan lidahnya di payudaraku, menghisap-hisap putingku hingga aku lebih sering lagi mendesah. Beberapa menit melakukan itu, dia melepas celana panjangnya berikut CDnya. dan inilah pertama kalinya aku menyaksikan penis laki-laki, meski pernah telanjang di depan Johan, aku belum pernah melihat penis Johan. Mas Taufik meraih tanganku,  menuntunnya ke kemaluannya dan memintaku mengocoknya. aku belum tau harus bagaimana jadi yang aku lakukan malah meremas-remasnya. Tak lama kemudian Mas Taufik naik ke ranjang,  meregangkan kedua kakiku dan menggesek-gesekkan kemaluannya ke vaginaku, aku merasa sangat nikmat, detik berikutnya dia mulai mengarahkan penisnya dan melakukan penetrasi.
“AAGGHH!!!” aku tersentak karena sakit yang luar biasa! tiba-tiba kesadaranku pulih! aku mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku, tapi dia malah menahanku dengan menindihkan tubuhnya padaku!.
“Sakit!!” ujarku sambil meringis menahan sakit, penis itu terasa masuk perlahan dan semakin dalam, mencoba merenggut kehormatanku. “jangan!! sakit!! sudah mas! jangan!” pintaku sambil meronta dan menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Sssa..AAKKHH!!!….” Dan satu hentakan berikutnya terasa sangat menyakitkan, Mas Taufik terus menekan-nekankan penisnya hingga benar-benar amblas. Aku menangis meringis menahan sakit sambil terus berusaha mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku. Tanpa banyak kata, Mas Taufik mulai menarik kembali penisnya dan membenamkannya lebih dalam lagi. aku kembali tersentak.
“Hmmmpphh!!” desahku menahan sakit.
Mas Taufik melakukannya berulang-ulang sambil terus menahan tubuhku yang berontak, dia menggejotku semakin cepat dan cepat, tiba-tiba tirai pintu kamarku terbuka, kontan aku terkejut sambil menoleh dan aku  melihat dua teman sekelasku yang lain Yogi dan Faruk masuk ke kamarku.
bisa juga ternyata Aida dientot” komentar Yogi sambil tersenyum melihat Taufik yang menggenjotku makin keras. Aku mulai menangis sambil mengerang-erang merasakan sakitnya tusukan demi tusukan penis Mas Taufik.
“hebat kamu fik, bisa juga Aida kamu pake tambah Faruk.
Aku meronta tapi tak ada tenaga, Taufik mempercepat gerakannya, Yogi dan faruk duduk di kursi kecil di tepi ranjangku, menyaksikan Taufik yang semakin kencang menggenjotku, tiba-tiba ada suara langkah dari ruang tamu, lantas terdengar suara wanita dewasa, Ibu Kost! pikirku setengah panik, aku berusaha menahan desahan dan eranganku sebisa mungkin. Mengetahui itu, Mas Taufik bukannya memperlambat malah mempercepat genjotannya. Untung saja setelah itu terdengar langkah menjauh disusul pintu ditutup. Ibu kost menutup pintu rumah kost.
Rasa sakitnya mulai berkurang dan berganti dengan sensasi geli nikmat yang aneh. Sepertinya vaginaku sudah bisa beradaptasi dengan penis Mas Taufik. Namun genjotan kasar Mas Taufik membuatku tidak bisa menikmati, apalagi Yogi dan Faruk dengan santainya menonton live show ini.
“Enggh…” erangku saat tiba-tiba Mas Taufik mencabut penisnya dan mengeluarkan cairan putih kental di atas perutku.
Aku berusaha bangkit tapi Yogi dan faruk (yang entah kapan mereka melepas pakaian mereka) menekan tubuhku hingga aku terbaring kembali.
“jangan…. jangan… yog…. sudah…” ucapku sambil menangis lemas.
Tubuhku sudah sangat lemas dan entah mengapa rasanya libidoku masih tinggi.
“habis kamu perawani” ucap Yogi sembari sambil melihat bercak darah di vaginaku. Aku hanya terisak dan kembali mengerang saat penis Yogi yang lebih kecil dari punya Taufik membelah bibir vaginaku.
“Emmh…ssempitnya memekmu Da…” ujar Yogi sambil menggerakkan penisnya keluar masuk perlahan, menikmati gesekan-gesekan dinding vaginaku. Aku masih belum berhenti menangis.
“jangan dibuang didalam” ujar Taufik (yang sudah kembali berpakaian) “siapa tau dia dalam kondisi subur” tambahnya sambil ngeloyor keluar kamar.
Faruk yang dari tadi meremas-remas payudaraku mulai mendudukkanku dan menanggalkan kemejaku diikuti Bra ku. Kini aku benar-benar bugil total di depan mereka. Dengan penis Yogi mengaduk-aduk liang vaginaku.
“Ooh… cantiknya kamu Da…” ujar Yogi sambil mempercepat genjotannya. Kali ini aku merasakan kenikmatan yang tadi tidak kudapatkan saat kehormatanku diambil Mas Taufik. Aku mendesah lirih, seiring dengan genjotan dan nafas Yogi yang terdengar sangat berat.
Yogi menggenjotku makin kencang, penisnya keluar masuk dengan cepat, tubuhku sampai sedikit terguncang. Tanpa bicara, Faruk menempelkan penis besar dan panjangnya ke bibirku dan memaksaku mengoralnya. aku menolak, tapi dia menekan terus, hingga akhirnya penisnya bisa masuk, dia menggoyangkan penisnya searah.
“ooh… enak mulutmu Da… pake lidah Da…” ujar Faruk tanpa memperdulikan penolakanku dan terus memompa mulutku. Sementara dibawah sana Yogi terus menggenjotku.
Tiba-tiba Yogi mencabut penisnya dan memberi isyarat pada Faruk, mereka berganti posisi. Aku benar-benar pasrah saat Faruk melesakkan penisnya ke vaginaku, ukurannya sangat besar hingga akumerasa ngilu, kembali aku menangis…saat keperawananku direnggut, aku digilir tiga orang sekaligus!!. Yogi mendekatkan penisnya ke mulutku, mengocoknya dan memasukkanya ke mulutku dengan paksa.
“HMMPPHH!!!” jeritku tertahan saat dengan tiba-tiba kurasakan penis Yogi menyemburkan cairannya. Aku berusaha melepaskan penisnya dari mulutku tapi Yogi menahan kuat kepalaku dan malah memasukkan penisnya semakin dalam. Apalagi saat itu Faruk memutar-mutarkan penisnya di dalam vaginaku, membuat aku tak bisa berkosentrasi. Yogi membiarkan penisnya cukup lama hingga terpaksa aku menelan seluruh spermanya. Rasa asin dan aneh menempel di lidahku. Setelah yakin aku sudah menelan semua spermanya dia mencabut penisnya dari mulutku dan duduk di kursi sambil melihat Faruk yang mengerjaiku.
Faruk mengangkat kedua kakiku dan menyandarkannya di bahunya lalu memasukkan penisnya hingga amblas seluruhnya!. Penis faruk jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan penis Yogi maupun Mas Taufik membuat tubuhku tersentak.
“Auungghh!!!!….”erangku saat Faruk melesakkan seluruh penisnya. Faruk mulai menggenjotku pelan tapi pasti. Membuat ngilu di vaginaku berangsur-angsur berubah menjadi rasa nikmat. Kenikmatan-kenikmatan itu semakin terasa setiap Faruk melesakkan penisnya.

“Aach… sssh… mmmh….” Erangku dengan mata terpejam menikmati genjotan Faruk. Aku benar-benar lupa kalau ini adalah perkosaan. Aku terbuai dengan genjotan-genjotan penis Faruk. Kenikmatan itu semakin terasa hingga…
“NGGGHHHHHHHHOOHHH!!” aku menjerit tertahan, tubuhku terlonjak, kakiku jatuh dari bahu Faruk dan aku memeluk Faruk, gelombang itu datang lagi dan aku tanpa sadar mencengkeram bahu Faruk hingga terluka.
Beberapa detik aku terpejam, rasa hangat terasa di liang vaginaku. Setelah itu badanku melemas. Faruk mempercepat genjotannya.
“engh… hh…hhh…hhhh….” Nafasku yang benar-benar lemas saat Faruk menggenjotku. Tidak lama kemudian Faruk membalikkan tubuhku dan mengangkat punggungku hingga aku bertumpu pada dua siku tanganku. Dengan kasar Faruk melesakkan penisnya dari belakang, tangannya menggenggam pinggangku dan menhadikannya tumpuan dari pompaan penisnya ke vaginaku. Rasa nikmat itu muncul lagi….
“Oouchh…ssh…. Aaahh..ahha..ach…” aku menikmati kenikmatan pompaan penis Faruk yang semakin cepat. Bunyi alat kelamin kami yang beradu semakin terdengar kencang. Faruk menindihku dari belakang. Aku yang telungkup dan dia semakin brutal memasukkan penis panjangnya itu dari belakang.
“eengh…sseh…sssh…MMMMPPHH!!!!….” tubuhku bergetar. Aku mencapai orgasme keduaku. Faruk membiarkanku menikmati orgasmeku sebelum kembali memompaku dengan kasar. Tulang-tulangku rasanya seperti dilolosi… aku sudah benar-benar lemas.
“AAAAGGHH!!” jeritku saat satu Faruk menghentakkan penisnya dalam satu hentakan keras dan dalam. Faruk menggeram dan sedetik kemudian kurasakan penisnya berdenyut…
Aku terlambat bereaksi, saat aku sadar apa yang akan terjadi, saat itu penis Faruk sudah bergetar dan menyemburkan cairan-cairannya. Membuat vaginaku terasa hangat. Aku tersentak dan kontan mulai menangis… Aku tak bisa membayangkan kalau harus hamil!!.
“mending kamu langsung cuci  di kamar mandi biar sperma itu keluar deh Da…” ujar Faruk santai sambil mencabut penisnya.
Aku terisak semakin keras dan segera berlari keluar kamar menuju kamar mandi. Cairan kental putih terlihat menetes dari vaginaku. Taufik keheranan melihatku berlari telanjang ke kamar mandi sambil menangis. Aku tak peduli, aku langsung jongkok dan menyiram  vaginaku dengan shower hingga aku yakin semua cairan sperma Faruk benar-benar keluar. Saat aku kembali ke kamar, mereka bertiga sudah ada di ruang tamu. Untunglah saat itu sedang liburan kuliah, jadi semua anak kost sedang pulang kampung. Aku masuk ke dalam kamarku dan menangis sejadi-jadinya.
“Orgasme dua kali ya Da??” Taufik bicara dari pintu kamarku. Aku tidak menghiraukannya dan terus terisak dengan tangisanku. Lalu kurasakan Mas Taufik duduk di ranjangku dan menarik tubuh telanjangku hingga menghadapnya.
“Nih…” katanya sambil tersenyum dan menunjukkan sebuah video di HPnya. ASTAGA!! Rupanya Yogi tadi merekamku saat digauli oleh Faruk. Apalagi dia sengaja mengclose-up wajahku saat aku orgasme!!!. Aku berusaha merebut HP itu tapi Mas Taufik dengan cekatan melemparnya ke Yogi yang juga sudah berada di kamar.
“kalau ga mau keluargamu tahu lebih baik diam dan besok layani kami lagi” ujar Mas Taufik dengan nada mengancam. “lagipula aku kan belum ngerasain isepanmu Da..” tambahnya sambil beranjak pergi diikuti Yogi dan Faruk. Aku hanya bisa menangis dan menangis, vaginaku terasa panas dan ngilu. Setelah insiden itu, aku harus siap untuk dipakai mereka lagi. yang paling aku sesalkan adalah jumlah mereka terus bertambah dan berganti-ganti saat menggilirku, aku jadi budak seks mereka.. Ternyata bukan hanya aku korban mereka, satu sahabat baikku Yungky (pacar Taufik sendiri) diperawani dan digarap oleh cowok satu kelas saat berlibur di Villa Malang dulu.
*************





»» Baca tulisan