Minggu, 28 Agustus 2011

Aida Story Chapter 01 : Tergilirnya Aku

Aida
 Aida Story Chapter 01 : Tergilirnya aku

Aida namaku, mahasiswi 20 tahun di salah satu universitas di Surabaya. Aku cenderung supel, senang tersenyum, periang dan aktif. Kata temanku aku adalah gadis kedua idola kelasku setelah Yungky, temanku. Aku berkulit putih dengan bibir tebal yang sensual, rambutku kupotong pendek sebahu sehingga leher kencang dan jenjangku dapat terlihat indah. Aku sangat menjaga pakaianku, meski cukup sulit menemukan pakaian yang tidak menonjolkan payudaraku yg berukuran 36B. Kesalahanku adalah aku terlalu supel dan cepat dekat dengan laki-laki tanpa memikirkan bahwa mungkin saja mereka memiliki niat jahat. dan itulah yang terjadi. Siang itu teman akrab sekelasku (yang sudah kuanggap sebagai kakak sendiri) yang bernama Taufik mampir ke kostku. seperti biasanya, saat siang keadaan kostku sangatlah sepi. saat itu aku sedang tidak ada kuliah, jadi aku sendiri di kost. Taufik mengucapkan salam dan akupun membalasnya. Lalu kami ngobrol di ruang tamu yg letaknya tidak jauh dari kamarku (kamarku paling depan). Setelah duduk, Taufik menyerahkan bungkusan yang ternyata berisi juice alpukat, kesukaanku.
“tumben bawa ginian?” tanyaku. “ada acara apa nih?”
“nggak, cuman tadi abis ke warung juice sama Yogi dan faruk” jawabnya santai.

Akupun membuka minuman itu dan meminumnya. Taufik lantas mengeluarkan buku pelajaran dan duduk di sampingku sambil memintaku mengajarinya. Beberapa menit kemudian aku merasa agak gerah, langsung saja kuhabiskan es juice pemberian Mas taufik.
“panas ya?” kata mas Taufik, aku cuma mengangguk.
Rasa gerah itu lama-lama berubah menjadi sebuah perasaan yg aneh, tiba-tiba saja jantungku berpacu kencang.
“Da… kamu dah putus sama si Johan ya?” tanya mas Taufik. aku hanya mengangguk pelan sambil berusaha memfokuskan pikiran.
Tiba-tiba tangan mas taufik menyentuh pundakku dan menarikku ke pundaknya. Entah apa yang ada dalam pikirkanku saat itu tapi badanku sangat lemas dan sulit digerakkan. Belum habis heranku, tiba-tiba terasa gatal di sekitar kemaluanku, kemaluanku teras panas, dan aku dapat merasakan putingku mulai mengeras.
“kenapa Da?” tanyanya lagi,
Tanpa menunggu jawabanku, mas Taufik sudah mencium pipiku dan lalu semakin mendekat ke bibirku hingga akhirnya dia melumat bibirku. aku tidak bisa bergerak aku hanya memalingkan wajah begitu mas Taufik menghentikan cumbuannya. Tanpa banyak kata tangan Mas Taufik turun ke payudaraku yg masih terbungkus pakaianku dan mulai meremasnya.
“jangan…” kataku lemas, tanganku mencoba menahan tangannya namun tidak bertenaga sama sekali… sedangkan di vaginaku terasa semakin panas dan gatal, putingku terasa semakin mengeras.
Perasaan aneh yang nikmat mulai terasa seiring dengan remasan remasan Mas Taufik di dadaku. Aku mencoba menggerakkan diriku tapi benar-benar  tidak mampu. Mas Taufik meneruskan remasannya sambil tangan satunya mencopoti kancing depan kemejaku. dalam hitungan menit, tangannya menyelusup ke dalam bajuku dan terus ke dalam Bra-ku, kini Mas Taufik menyentuh payudaraku langsung. Tanpa sadar aku mendesah lirih dan badanku terangkat saat Mas Taufik menyentuh dan mulai meremas payudaraku secara langsung. Kembali bibirku dilumatnya dan semakin ganas, aku mulai terbawa. Tanpa sadar aku membalas ciumannya, melupakan bahwa ini semua tidak benar. jari jemarinya memilin-milin kecil putingku hingga aku benar-benar  terangsang. Tanpa bicara dia lalu mengeluarkan payudara kananku dari sarangnya lalu mendekatkan wajahnya ke payudaraku.
“engg…” hanya itu yang keluar dari bibirku saat Mas Taufik mulai mengulum puting kananku, menghisapnya kencang dan menjilatinya, mataku terpejam pasrah saat Mas Taufik memainkan lidahnya dan menghisap puting kananku. Hanya nikmat yang ada di dalam kepalaku hingga aku tak sadar saat mas Taufik membuka resleting jeansku.
Rasa nikmat itu semakin hebat seiring dengan erangan tertahanku saat Mas Taufik menyusupkan tangannya dan memainkan jemarinya di kemaluanku, aku benar-benar basah di bawah sana… mataku semakin terpejam, nafasku semakin tak beraturan. Ini memang bukan pertama kalinya tubuhku disentuh lelaki, satu-satunya lelaki yang pernah menyentuhku adalah mantan kekasihku Johan, namun aku belum pernah bersetubuh dengannya. Aku memang tipikal yang mudah terangsang. Dan dengan begini, Mas Taufik menjadi orang kedua yang menyentuh tubuhku. Perlahan tapi pasti Mas Taufik menanggalkan jeansku hingga selutut, lalu menurunkan celana dalamku. kini tangannya semakin leluasa bermain-main di permukaan bibir vaginaku, sesekali menyentuh klitorisku, membuatku semakin merasakan nikmat. Wajahku semakin memerah karena terangsang.
“jangan disini” ujar Mas Taufik tiba-tiba. “nanti kelihatan orang, kita ke kamarmu saja” Dan tanpa basa-basi lagi Mas Taufik menuntunku (yang sudah sangat lemas dan terangsang) ke dalam kamarku.
Kamarku tidak memiliki daun pintu, hanya ditutup kain kelambu, itu kamar paling depan dan akses ke ruang tamu paling cepat, itu sebabnya aku memilih kamar itu, meski tidak ada pintunya. soalnya teman-temanku sering datang berkunjung. Di kamar, Mas Taufik tidak menunggu lama, dia merebahkanku di ranjang dan mulai menanggalkan jeansku dan menarik lepas celana dalamku , hingga dia dapat melihat dengan jelas vaginaku yg sudah basah. Kemejaku di singkap dan Bra-ku dinaikkan sehingga kedua payudaraku juga terpampang jelas, dia mengecup dan memainkan lidahnya di payudaraku, menghisap-hisap putingku hingga aku lebih sering lagi mendesah. Beberapa menit melakukan itu, dia melepas celana panjangnya berikut CDnya. dan inilah pertama kalinya aku menyaksikan penis laki-laki, meski pernah telanjang di depan Johan, aku belum pernah melihat penis Johan. Mas Taufik meraih tanganku,  menuntunnya ke kemaluannya dan memintaku mengocoknya. aku belum tau harus bagaimana jadi yang aku lakukan malah meremas-remasnya. Tak lama kemudian Mas Taufik naik ke ranjang,  meregangkan kedua kakiku dan menggesek-gesekkan kemaluannya ke vaginaku, aku merasa sangat nikmat, detik berikutnya dia mulai mengarahkan penisnya dan melakukan penetrasi.
“AAGGHH!!!” aku tersentak karena sakit yang luar biasa! tiba-tiba kesadaranku pulih! aku mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku, tapi dia malah menahanku dengan menindihkan tubuhnya padaku!.
“Sakit!!” ujarku sambil meringis menahan sakit, penis itu terasa masuk perlahan dan semakin dalam, mencoba merenggut kehormatanku. “jangan!! sakit!! sudah mas! jangan!” pintaku sambil meronta dan menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Sssa..AAKKHH!!!….” Dan satu hentakan berikutnya terasa sangat menyakitkan, Mas Taufik terus menekan-nekankan penisnya hingga benar-benar amblas. Aku menangis meringis menahan sakit sambil terus berusaha mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku. Tanpa banyak kata, Mas Taufik mulai menarik kembali penisnya dan membenamkannya lebih dalam lagi. aku kembali tersentak.
“Hmmmpphh!!” desahku menahan sakit.
Mas Taufik melakukannya berulang-ulang sambil terus menahan tubuhku yang berontak, dia menggejotku semakin cepat dan cepat, tiba-tiba tirai pintu kamarku terbuka, kontan aku terkejut sambil menoleh dan aku  melihat dua teman sekelasku yang lain Yogi dan Faruk masuk ke kamarku.
bisa juga ternyata Aida dientot” komentar Yogi sambil tersenyum melihat Taufik yang menggenjotku makin keras. Aku mulai menangis sambil mengerang-erang merasakan sakitnya tusukan demi tusukan penis Mas Taufik.
“hebat kamu fik, bisa juga Aida kamu pake tambah Faruk.
Aku meronta tapi tak ada tenaga, Taufik mempercepat gerakannya, Yogi dan faruk duduk di kursi kecil di tepi ranjangku, menyaksikan Taufik yang semakin kencang menggenjotku, tiba-tiba ada suara langkah dari ruang tamu, lantas terdengar suara wanita dewasa, Ibu Kost! pikirku setengah panik, aku berusaha menahan desahan dan eranganku sebisa mungkin. Mengetahui itu, Mas Taufik bukannya memperlambat malah mempercepat genjotannya. Untung saja setelah itu terdengar langkah menjauh disusul pintu ditutup. Ibu kost menutup pintu rumah kost.
Rasa sakitnya mulai berkurang dan berganti dengan sensasi geli nikmat yang aneh. Sepertinya vaginaku sudah bisa beradaptasi dengan penis Mas Taufik. Namun genjotan kasar Mas Taufik membuatku tidak bisa menikmati, apalagi Yogi dan Faruk dengan santainya menonton live show ini.
“Enggh…” erangku saat tiba-tiba Mas Taufik mencabut penisnya dan mengeluarkan cairan putih kental di atas perutku.
Aku berusaha bangkit tapi Yogi dan faruk (yang entah kapan mereka melepas pakaian mereka) menekan tubuhku hingga aku terbaring kembali.
“jangan…. jangan… yog…. sudah…” ucapku sambil menangis lemas.
Tubuhku sudah sangat lemas dan entah mengapa rasanya libidoku masih tinggi.
“habis kamu perawani” ucap Yogi sembari sambil melihat bercak darah di vaginaku. Aku hanya terisak dan kembali mengerang saat penis Yogi yang lebih kecil dari punya Taufik membelah bibir vaginaku.
“Emmh…ssempitnya memekmu Da…” ujar Yogi sambil menggerakkan penisnya keluar masuk perlahan, menikmati gesekan-gesekan dinding vaginaku. Aku masih belum berhenti menangis.
“jangan dibuang didalam” ujar Taufik (yang sudah kembali berpakaian) “siapa tau dia dalam kondisi subur” tambahnya sambil ngeloyor keluar kamar.
Faruk yang dari tadi meremas-remas payudaraku mulai mendudukkanku dan menanggalkan kemejaku diikuti Bra ku. Kini aku benar-benar bugil total di depan mereka. Dengan penis Yogi mengaduk-aduk liang vaginaku.
“Ooh… cantiknya kamu Da…” ujar Yogi sambil mempercepat genjotannya. Kali ini aku merasakan kenikmatan yang tadi tidak kudapatkan saat kehormatanku diambil Mas Taufik. Aku mendesah lirih, seiring dengan genjotan dan nafas Yogi yang terdengar sangat berat.
Yogi menggenjotku makin kencang, penisnya keluar masuk dengan cepat, tubuhku sampai sedikit terguncang. Tanpa bicara, Faruk menempelkan penis besar dan panjangnya ke bibirku dan memaksaku mengoralnya. aku menolak, tapi dia menekan terus, hingga akhirnya penisnya bisa masuk, dia menggoyangkan penisnya searah.
“ooh… enak mulutmu Da… pake lidah Da…” ujar Faruk tanpa memperdulikan penolakanku dan terus memompa mulutku. Sementara dibawah sana Yogi terus menggenjotku.
Tiba-tiba Yogi mencabut penisnya dan memberi isyarat pada Faruk, mereka berganti posisi. Aku benar-benar pasrah saat Faruk melesakkan penisnya ke vaginaku, ukurannya sangat besar hingga akumerasa ngilu, kembali aku menangis…saat keperawananku direnggut, aku digilir tiga orang sekaligus!!. Yogi mendekatkan penisnya ke mulutku, mengocoknya dan memasukkanya ke mulutku dengan paksa.
“HMMPPHH!!!” jeritku tertahan saat dengan tiba-tiba kurasakan penis Yogi menyemburkan cairannya. Aku berusaha melepaskan penisnya dari mulutku tapi Yogi menahan kuat kepalaku dan malah memasukkan penisnya semakin dalam. Apalagi saat itu Faruk memutar-mutarkan penisnya di dalam vaginaku, membuat aku tak bisa berkosentrasi. Yogi membiarkan penisnya cukup lama hingga terpaksa aku menelan seluruh spermanya. Rasa asin dan aneh menempel di lidahku. Setelah yakin aku sudah menelan semua spermanya dia mencabut penisnya dari mulutku dan duduk di kursi sambil melihat Faruk yang mengerjaiku.
Faruk mengangkat kedua kakiku dan menyandarkannya di bahunya lalu memasukkan penisnya hingga amblas seluruhnya!. Penis faruk jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan penis Yogi maupun Mas Taufik membuat tubuhku tersentak.
“Auungghh!!!!….”erangku saat Faruk melesakkan seluruh penisnya. Faruk mulai menggenjotku pelan tapi pasti. Membuat ngilu di vaginaku berangsur-angsur berubah menjadi rasa nikmat. Kenikmatan-kenikmatan itu semakin terasa setiap Faruk melesakkan penisnya.

“Aach… sssh… mmmh….” Erangku dengan mata terpejam menikmati genjotan Faruk. Aku benar-benar lupa kalau ini adalah perkosaan. Aku terbuai dengan genjotan-genjotan penis Faruk. Kenikmatan itu semakin terasa hingga…
“NGGGHHHHHHHHOOHHH!!” aku menjerit tertahan, tubuhku terlonjak, kakiku jatuh dari bahu Faruk dan aku memeluk Faruk, gelombang itu datang lagi dan aku tanpa sadar mencengkeram bahu Faruk hingga terluka.
Beberapa detik aku terpejam, rasa hangat terasa di liang vaginaku. Setelah itu badanku melemas. Faruk mempercepat genjotannya.
“engh… hh…hhh…hhhh….” Nafasku yang benar-benar lemas saat Faruk menggenjotku. Tidak lama kemudian Faruk membalikkan tubuhku dan mengangkat punggungku hingga aku bertumpu pada dua siku tanganku. Dengan kasar Faruk melesakkan penisnya dari belakang, tangannya menggenggam pinggangku dan menhadikannya tumpuan dari pompaan penisnya ke vaginaku. Rasa nikmat itu muncul lagi….
“Oouchh…ssh…. Aaahh..ahha..ach…” aku menikmati kenikmatan pompaan penis Faruk yang semakin cepat. Bunyi alat kelamin kami yang beradu semakin terdengar kencang. Faruk menindihku dari belakang. Aku yang telungkup dan dia semakin brutal memasukkan penis panjangnya itu dari belakang.
“eengh…sseh…sssh…MMMMPPHH!!!!….” tubuhku bergetar. Aku mencapai orgasme keduaku. Faruk membiarkanku menikmati orgasmeku sebelum kembali memompaku dengan kasar. Tulang-tulangku rasanya seperti dilolosi… aku sudah benar-benar lemas.
“AAAAGGHH!!” jeritku saat satu Faruk menghentakkan penisnya dalam satu hentakan keras dan dalam. Faruk menggeram dan sedetik kemudian kurasakan penisnya berdenyut…
Aku terlambat bereaksi, saat aku sadar apa yang akan terjadi, saat itu penis Faruk sudah bergetar dan menyemburkan cairan-cairannya. Membuat vaginaku terasa hangat. Aku tersentak dan kontan mulai menangis… Aku tak bisa membayangkan kalau harus hamil!!.
“mending kamu langsung cuci  di kamar mandi biar sperma itu keluar deh Da…” ujar Faruk santai sambil mencabut penisnya.
Aku terisak semakin keras dan segera berlari keluar kamar menuju kamar mandi. Cairan kental putih terlihat menetes dari vaginaku. Taufik keheranan melihatku berlari telanjang ke kamar mandi sambil menangis. Aku tak peduli, aku langsung jongkok dan menyiram  vaginaku dengan shower hingga aku yakin semua cairan sperma Faruk benar-benar keluar. Saat aku kembali ke kamar, mereka bertiga sudah ada di ruang tamu. Untunglah saat itu sedang liburan kuliah, jadi semua anak kost sedang pulang kampung. Aku masuk ke dalam kamarku dan menangis sejadi-jadinya.
“Orgasme dua kali ya Da??” Taufik bicara dari pintu kamarku. Aku tidak menghiraukannya dan terus terisak dengan tangisanku. Lalu kurasakan Mas Taufik duduk di ranjangku dan menarik tubuh telanjangku hingga menghadapnya.
“Nih…” katanya sambil tersenyum dan menunjukkan sebuah video di HPnya. ASTAGA!! Rupanya Yogi tadi merekamku saat digauli oleh Faruk. Apalagi dia sengaja mengclose-up wajahku saat aku orgasme!!!. Aku berusaha merebut HP itu tapi Mas Taufik dengan cekatan melemparnya ke Yogi yang juga sudah berada di kamar.
“kalau ga mau keluargamu tahu lebih baik diam dan besok layani kami lagi” ujar Mas Taufik dengan nada mengancam. “lagipula aku kan belum ngerasain isepanmu Da..” tambahnya sambil beranjak pergi diikuti Yogi dan Faruk. Aku hanya bisa menangis dan menangis, vaginaku terasa panas dan ngilu. Setelah insiden itu, aku harus siap untuk dipakai mereka lagi. yang paling aku sesalkan adalah jumlah mereka terus bertambah dan berganti-ganti saat menggilirku, aku jadi budak seks mereka.. Ternyata bukan hanya aku korban mereka, satu sahabat baikku Yungky (pacar Taufik sendiri) diperawani dan digarap oleh cowok satu kelas saat berlibur di Villa Malang dulu.
*************





1 komentar:

  1. Bro, ini tadinya jilbaban bukan? Kalo emang jilaban, ane bisa minta yang versi jilbabnya?

    BalasHapus